Hitekno.com - Flower Blood Moon, gerhana Bulan Total akan kembali terjadi pada Mei 2021 ini. Yang nantinya Bulan akan berada pada ketinggian 4 derajat di atas cakrawala.
Kapan fenomena alam ini akan terjadi? Menurut laporan, gerhana Bulan total tersebut akan terjadi pada 25 hingga 27 Mei 2021. Dan puncaknya diperkirakan pada 26 Mei 2021.
Pengamat di Oseania, Hawaii, Asia timur, dan Antartika bisa mulai mengamati fenomena tersebut pada 25-27 Mei.
Baca Juga: Lengkap, Ini Jadwal Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari 2021
Ini juga bertepatan ketika Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, menjadikannya Supermoon yang mengubah Bulan menjadi kemerahan atau dikenal sebagai "Blood Moon".
Warna kemerahan Bulan disebabkan oleh atmosfer Bumi. Atmosfer cenderung menyebarkan cahaya biru, itu salah satu alasan mengapa langit tampak biru dari permukaan Bumi.
Saat Bumi melintas di antara Matahari dan Bulan, cahaya dari Matahari melewati atmosfer Bumi dan cahaya biru tersebar.
Baca Juga: NASA: Ini Daftar Gerhana Matahari dan Bulan yang Terjadi pada 2021
Selama Gerhana Bulan total, Bumi akan berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya Matahari mencapai Bulan.
Selain itu, cahayanya dibiaskan dan difokuskan ke Bulan. Cahaya akan menghantam Bulan dan dipantulkan kembali ke Bumi.
Oleh karena itu, pengamat melihat fenomena alam Bulan berubah menjadi warna kemerahan seperti darah.
Baca Juga: Terakhir di Tahun 2020, Berikut 3 Fakta Unik Gerhana Bulan Malam Ini
Saat Gerhana Bulan Flower Blood Moon terjadi, Bulan akan memasuki bayang-bayang inti Bumi atau umbra Bumi.
Sementara itu, Bulan Purnama pada Mei disebut juga Flower Moon untuk menandakan bunga yang mekar selama bulan ini.
Dilansir dari Space.com, Jumat (21/5/2021), tidak seperti Gerhana Matahari yang hanya terlihat di sepanjang jalur sempit, Gerhana Bulan terlihat dari seluruh sisi malam Bumi.
Baca Juga: Kapan Gerhana Bulan Terakhir 2020 Terjadi? Jangan Sampai Terlewatkan
Namun, pemandangan terbaik gerhana Bulan total kali ini berada di Australia, Selandia Baru, Hawaii, pulau-pulau di Pasifik Selatan, dan Alaska barat daya.
Nantinya, Bulan akan tampak sedikit lebih besar daripada biasanya karena satelit alami Bumi itu akan mencapai perigee atau titik terdekatnya di orbit ke Bumi.
Biasanya, jarak Bulan sekitar 384.500 km dan saat mencapai perigee pekan depan, Bulan akan berada pada jarak 357.311 km dari Bumi.
Menurut Langit Selatan, pengamat di Indonesia tidak dapat menyaksikan seluruh proses gerhana karena Bulan sudah memasuki gerhana ketika Bulan terbit di sore hari pada 26 Mei.
Pengamat di wilayah Indonesia timur bisa mengamati sebagian besar proses gerhana ketika Bulan baru memasuki Gerhana Penumbra.
Sementara untuk wilayah Indonesia barat, Bulan terbit sudah dalam kondisi gerhana sebagian dan memasuki fase Gerhana Total.
Karena berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, kenampakan piringan Bulan menjadi lebih besar sekitar 14 persen dan 30 persen lebih terang.
Itulah fenoma alam Flower Blood Moon atau gerhana Bulan total yang akan terjadi pada Mei 20219 ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).