Terowongan Angin Plasma Lelehkan Satelit Sebelum Masuk ke Atmosfer

Satelit yang berhasil meleleh akibat terowongan angin plasma ini justru dianggap sebagai kabar baik bagi para ilmuwan.

Amelia Prisilia

Posted: Sabtu, 19 Juni 2021 | 08:00 WIB
Ilustrasi satelit. (Pixabay)

Ilustrasi satelit. (Pixabay)

Hitekno.com - Dalam video terbaru yang diunggah European Space Agency atau ESA, terowongan angin plasma berhasil melelehkan satelit yang mengarah ke Bumi sebelum akhirnya masuk ke atmosfer.

Terowongan angin plasma ini melelehkan satelit dengan kecepatan dan panas yang cukup mematikan. Hasilnya, satelit yang mengarah ke Bumi ini mengalami kehancuran total.

Dilansir dari Live Science, satelit yang berhasil meleleh akibat terowongan angin plasma ini justru dianggap sebagai kabar baik bagi para ilmuwan.

Baca Juga: Termasuk Awan UFO, Ini 3 Peristiwa Sains Paling Menghebohkan 2020

Hal ini dianggap baik karena satelit yang meluncur cepat ke atmosfer ini dapat menimbulkan bahaya serius jika berhasil bertahan dari tekanan dan mendarat di Bumi.

Satelit pada dasarnya dirancang dengan cukup kuat untuk mengemban tugas di luar angkasa. Sayangnya, kecanggihan yang diberikan di satelit tidak menutup kemungkinan jika benda luar angkasa ini mampu menahan panas di atmosfer Bumi.

Ilustrasi satelit. (Pixabay)
Ilustrasi satelit. (Pixabay)

Biasanya, saat misi satelit selesai, operator akan langsung memindahkan objek dari orbit dengan mengguunakan sistem kontrol untuk menurunkan titik orbit yang paling dekat dengan Bumi.

Baca Juga: Temukan Benda Misterius, Museum Sains Butuh Bantuan Identifikasi

Saat perigee menjadi rendah, gravitasi akan menarik pesawat luar angkasa ke bawah. Metode ini biasanya menyebabkan satelit meluncur ke Bumi dalam posisi yang cukup curam.

Menghindari bahaya yang mungkin mengancam penduduk Bumi, operator satelit lalu akan mengarahkan benda luar angkasa ini ke laut terbuka.

Para ilmuwan meyakini jika perlu ada penelitian lebih lanjut untuk memahami dan menangani masalah satelit yang bisa saja meluncur ke Bumi dalam kondisi yang tidak terkendali.

Baca Juga: Secara Sains, Ini Penyebab Mengigau Saat Tidur

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB