Hitekno.com - Sekitar 1.400 tahun lalu, orang Eropa cenderung memiliki kebiasaan untuk membuka kembali makam dan mengambil benda-benda peninggalan jenazah. Setelah beberapa waktu berselang, arkeolog lalu memutuskan untuk meneliti makam-makam tersebut.
Dalam sebuah makalah di Jurnal Antiquity yang diterbitkan pada 18 Juni 2021 lalu, kebiasaan membuka makam di Eropa ini secara tradisional dapat diartikan sebagai perampokan.
Dilansir dari Live Science, dari penelitian yang dilakukan ini justru mengungkap fakta lain. Pada dasarnya, kebiasaan membuka kembali makam ini bukanlah karena motif perampokan.
Baca Juga: 5 Aktor Korea Paling Tampan Menurut Sains, Ada Idolamu?
Menjalankan aksinya, oknum-oknum ini justru tidak mengambil barang-barang berharga seperti liontin emas atau perak yang dikubur bersama di makam tersebut.
Mengabaikan benda-benda berharga di makam tersebut, oknum-oknum ini justru memilih mengambil bros di makam wanita dan pedang di makam pria sebagai barang jarahan.
Padahal berdasarkan penelitian tersebut, pedang dan bros yang diambil dari makam justru berada dalam kondisi yang buruk dan tidak memiliki kegunaan praktis dan bernilai ekonomi tinggi.
Baca Juga: Termasuk Awan UFO, Ini 3 Peristiwa Sains Paling Menghebohkan 2020
Mengutip wawancara resmi dengan Live Science, para arkeolog menduga jika kebiasaan mengambil bros dan pedang menunjukan semacam motivasi simbolis di makam tersebut.
Benda-benda semacam pedang dan bros diduga menjadi pusaka yang digunakan untuk menghubungkan orang di lintas generasi. Hal ini diharapkan akan membawa cerita dan kenangan yang ada secara terus menerus.
Pada masanya, praktek membongkar makam di Eropa ini tidak berlangsung lama. Kebiasaan ini baru berakhir sekitar abad ketujuh dan tidak lagi dilakukan hingga saat ini.
Baca Juga: Temukan Benda Misterius, Museum Sains Butuh Bantuan Identifikasi