Ditemukan Korban Wabah Tertua di Dunia, Ilmuwan Ungkap Fakta Ini

Dari zaman batu, manusia sudah terserang wabah.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 30 Juni 2021 | 17:12 WIB
Ilustrasi tengkorak. (Pixabay/ Peter Dargatz)

Ilustrasi tengkorak. (Pixabay/ Peter Dargatz)

Hitekno.com - Para ilmuwan telah berhasil menemukan korban wabah tertua di dunia, yang diperkirakan berasal dari 5.000 tahun silam.

Yakni seekor hewat pengerat menggigil seorang manusia purba dari zaman batu yang menyebabkan wabah, menurut para ilmuwan.

Hewan itu membawa strain bakteri Yersinia pestis, patogen yang menyebabkan Black Death atau wabah pes pada tahun 1300-an.

Baca Juga: Ditemukan Artefak Emas Tertua, Berada dalam Makam Berusia 3.800 Tahun

Bakteri tersebut membunuh lelaki Zaman Batu yang meninggal pada usia 20-an itu. Ini adalah jenis wabah tertua yang diketahui sejauh ini.

Genom strain tersebut sangat mirip dengan versi wabah yang menghancurkan Eropa abad pertengahan lebih dari 4.000 tahun kemudian.

Tetapi, itu kehilangan beberapa gen kunci, terutama sifat-sifat yang membuatnya menular.

Baca Juga: Jadi Sisa Kehidupan Mula-mula, Ilmuwan Temukan Fosil Tertua di Bumi

Tidak seperti keturunan mikrobanya, wabah yang membuat manusia purba itu sakit adalah penyakit yang bergerak lambat dan tidak terlalu menular.

Strain bakteri Yersinia pestis. [Science Alert]
Strain bakteri Yersinia pestis. [Science Alert]

Selama Black Death, gigitan kutu adalah sumber utama infeksi. Tetapi para ahli merasa itu tidak memiliki gen yang memungkinkan penularan oleh kutu.

Dengan kata lain, dalam ribuan tahun antara kematian manusia purba tersebut dan Black Death, bakteri Yersinia pestis bermutasi sedemikian rupa sehingga memberinya kemampuan melompat antar spesies melalui kutu.

Baca Juga: Ditemukan Peta Misterius dalam Lempeng Batu Zaman Perunggu, Disebut Tertua!

Manusia purba yang merupakan pemburu dan pengumpul itu meninggal di wilayah yang sekarang disebut Latvia.

Di dekat kerangkanya, para ahli menemukan sisa-sisa manusia lain, mencakup seorang gadis remaja dan bayi, tetapi tidak ada yang terinfeksi.

Dilansir dari Science Alert, Rabu (30/6/2021), analisis DNA menunjukkan bahwa kerangka itu memiliki sejumlah besar bakteri di tubuhnya, menunjukkan bahwa ia mati karena bakteri tersebut.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Patung Kayu Tertua di Dunia, Ada Sebelum Stonehenge

Korban wabah tertua di dunia. [Science Alert]
Korban wabah tertua di dunia. [Science Alert]

Temuan ini dapat menunjukkan kepada ahli epidemiologi bagaimana patogen zoonosis, seperti Ebola, flu babi, dan virus Corona berubah seiring waktu.

Hal yang berubah pada abad pertengahan adalah saat ini manusia hidup dalam komunitas lebih besar dan jarak lebih dekat.

Perubahan itu mungkin telah memengaruhi evolusi, menyebabkan wabah lebih mudah menginfeksi manusia.

Itulah penemuan ilmuwan yang mengungkap wabah tertua di dunia yang dialami manusia zaman batu. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB