Dianggap Diskriminasi, Ilmuwan Hapus Nama Spesies Ngengat dan Semut Ini

Ini adalah pertama kalinya dilakukan pengubahan nama karena dianggap ofensif.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 14 Juli 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi serangga. (Pixabay)

Ilustrasi serangga. (Pixabay)

Hitekno.com - Para ilmuwan akhirnya sepakat untuk tidak lagi menggunakan nama spesies yang dianggap diskrimasi pada pihak tertentu. Seperti nama ngengat dan semut yang akhirnya mereka upa.

Seperti nama gypsy moths (ngengat gipsi) dan gypsy ants (semut gipsi), dua spesies serangga yang namanya dirasa "tidak pantas atau menyinggung".

Entomological Society of America (ESA), yang mengawasi nama-nama umum serangga, mengumumkan perubahan tersebut sebagai bagian dari upayanya untuk mengevaluasi kembali terminologi "bermasalah".

Baca Juga: Peneliti NABU: Radiasi HP Terbukti Membunuh Populasi Serangga

Ini adalah pertama kalinya dilakukan pengubahan nama karena dianggap ofensif. Di masa lalu, hanya menetapkan kembali nama-nama yang tidak akurat secara ilmiah.

"Ini adalah cercaan etnis untuk memulai yang telah ditolak oleh orang-orang Romani sejak lama," kata presiden masyarakat, Michelle Smith.

"Kedua, tidak ada yang ingin dikaitkan dengan hama invasif yang berbahaya," dilansir laman Independent, Selasa (13/7/2021).

Baca Juga: Bathynomus Raksasa, Serangga Terbesar yang Ditemukan di Laut Indonesia

ESA telah menghapus "ngengat gipsi" dan "semut gipsi" dari Daftar Nama Umum Serangga dan Organisme Terkait.

Gypsy moths (ngengat gipsi). [Department of Environmental Conservation]
Gypsy moths (ngengat gipsi). [Department of Environmental Conservation]

Kelompok tersebut telah meminta masyarakat untuk membantu menyarankan nama alternatif untuk ngengat dan semut yang kurang dikenal.

ESA mengatakan, ingin masukan untuk membantu menghasilkan nama baru yang tidak “mengabadikan stereotip etnis atau ras yang negatif”.

Baca Juga: Earth Defense Force 6 Disiapkan untuk 2021, Pamer Alien Serangga Raksasa

May Berenbaum, ahli entomologi dari University of Illinois dan mantan presiden ESA, mengatakan ngengat kemungkinan mendapatkan nama mereka.

Pasalnya, sebagai larva mereka memiliki rambut dengan kantong udara kecil yang bertindak seperti balon yang memungkinkan mengapung bermil-mil, berkeliaran seperti sekelompok.

Dia mengatakan, teori lain adalah bahwa ngengat dewasa jantan memiliki warna cokelat yang terlihat mirip dengan kulit orang Romani.

Baca Juga: Perubahan Iklim Disebut Penyebab Kiamat Serangga?

"Tujuan dari nama-nama umum adalah untuk membuat komunikasi lebih mudah antara ilmuwan dan khalayak umum yang mereka layani," kata Michelle Smith.

"Pada umumnya, daftar nama umum serangga yang diakui ESA berhasil dalam hal ini, tetapi nama-nama yang tidak disukai oleh komunitas yang terpinggirkan, secara langsung bertentangan dengan tujuan itu," pungkasnya.

Itulah keputusan ilmuwan untuk tidak lagi menggunakan nama diskriminasi pada spesies serangga. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB