Blue Moon Bakal Terlihat dari Seluruh Wilayah Indonesia, Kapan?

Peneliti LAPAN menyampaikan kapan fenomena Blue Moon ini akan terjadi.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 20 Agustus 2021 | 10:30 WIB
Ilustrasi Bulan purnama. (NASA)

Ilustrasi Bulan purnama. (NASA)

Hitekno.com - Fenomena bulan biru atau Blue Moon bakal terjadi tak akan lama lagi, yang menariknya akan bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini disampaikan peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Andi Pangerang.

Menurutnya peneliti LAPAN ini, fenomena bulan biru atau blue moon dapat diamati di seluruh Indonesia pada Minggu (22/8/2021).

Baca Juga: Super Blood Moon, Netizen Malah Ramai Bahas Bayangan Mugen Tsukuyomi

"Blue moon kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia sejak matahari terbenam hingga sebelum terbit matahari keesokan paginya," kata Andi, Kamis (19/8/2021).

Bulan biru itu terlihat di arah Timur-Tenggara hingga Barat-Barat Daya. Untuk wilayah lintang 1-2 derajat Lintang Utara (LU), bulan biru akan berada di atas kepala saat tengah malam.

Andi menuturkan ada dua definisi tentang bulan biru yakni bulan biru musiman dan bulan biru bulanan. Bulan biru musiman (Seasonal Blue Moon), yakni bulan purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali bulan purnama.

Baca Juga: Mengapa Gerhana Bulan Hari Ini Disebut Super Blood Moon? Ini Penjelasannya!

Bulan biru bulanan (Monthly Blue Moon), yakni bulan purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali bulan purnama.

Purnama pada 22 Agustus 2021 termasuk ke dalam bulan biru musiman. Di dalam Almanak Petani Maine di Amerika Serikat, purnama tersebut dinamakan sebagai Purnama Sturgeon dikarenakan pada bulan Agustus, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau sehingga mudah ditangkap.

Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)
Ilustrasi Bulan Purnama. (Pixabay)

Purnama itu juga memiliki nama lain yaitu Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Baca Juga: Super Blood Moon Siap Disaksikan Penduduk Bumi, Ini Fase-fasenya

Bulan biru musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Fenomena itu akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Bulan biru bulanan juga terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 31 Juli 2015 dan 31 Januari 2018. Fenomena tersebut akan terjadi kembali pada 31 Agustus 2023 dan 31 Mei 2026 mendatang.

Andi menuturkan Bulan Biru hakikatnya tidak benar-benar biru. Asal-usul historis istilah itu dan dua definisinya sebenarnya masih simpang siur dan kebanyakan pihak menganggapnya sebagai kesalahan interpretasi.

Baca Juga: Terjadi Sebentar Lagi, Ini 5 Fakta Menarik Super Blood Moon

Banyak orang meyakini istilah "bulan biru" yang dimaknai sebagai sesuatu hal yang terjadi sangat langka berasal dari ketika kabut asap dan abu vulkanik dari letusan gunung berapi mengubah bulan menjadi berwarna kebiruan.

Istilah "bulan biru" sudah ada setidaknya sejak 400 tahun yang lalu dari penelusuran saat ini, yang mana seorang penutur cerita rakyat berkebangsaan Kanada, Dr. Philip Hiscock, mengusulkan bahwa penyebutan "bulan biru" bermakna bahwa ada hal yang ganjil dan tidak akan pernah terjadi.

Bulan biru yang benar-benar berwarna biru dapat terjadi sangat langka dan tidak ada hubungannya dengan kalender, fase bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer.

Abu vulkanik dan kabut asap, droplet di udara, atau jenis awan tertentu dapat menyebabkan bulan purnama tampak kebiruan.

Itulah fenomena Blue Moon yang menurut peneliti LAPAN akan terlihat dari seluruh wilayah Indonesia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB