Ilmuwan Indonesia Masuk Daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia

Bagaimana ilmuwan Indonesia ini bisa masuk ke 100 orang paling berpengaruh di dunia?

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 19 September 2021 | 20:15 WIB
Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Adi Utarini, [UGM]

Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Adi Utarini, [UGM]

Hitekno.com - Ilmuwan IndonesiaAdi Utarini masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia untuk 2021 versi Time.

Adi Utarini sendiri adalah Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ia berada di kategori Pioneers bersama penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat, Billie Eilish.

Baca Juga: Usung Konsep Smart Farming 4.0, Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020

Profil Adi Utarini sendiri dituliskan langsung oleh Melinda French Gates, mantan istri Bill Gates yang kini bergelut di lembaga filantropi Bill and Melinda Gates Foundation sekaligus Founder di Pivotal Ventures.

Dikutip dari TIME, Minggu (19/9/2021), Melinda bercerita bahwa ia kagum dengan profesor UGM tersebut ketika berada di Indonesia dan mengunjungi sebuah keluarga yang berada di dekat lab Adi Utarini di Yogyakarta, beberapa tahun lalu.

Dalam ceritanya, Melinda ingin mengetahui bagaimana Adi Utarini berhasil meyakinkan mereka, untuk membiarkannya melepas kawanan nyamuk Aedes Aegypti di sekitar lingkungan keluarga tersebut.

Baca Juga: Foto Anies Saat Jadi Mahasiswa di UGM Viral, Netizen Malah Nyinyir Begini

Aedes Aegypti sendiri adalah nyamuk yang menularkan virus demam berdarah.

Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Adi Utarini, [Kagama]
Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Adi Utarini, [Kagama]

"Kebanggaan mereka menjadi bagian dari kerjanya adalah adalah bukti kepercayaan yang diperoleh Utarini, dan terhadap urgensi yang dirasakan jutaan orang di dunia untuk melawan demam berdarah," tulis Melinda.

Menurut Melinda, demam berdarah atau DBD adalah salah satu penyakit menular di dunia yang penderitanya tak kunjung menurun.

Baca Juga: Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dari UGM, Diklaim Bisa Deteksi Sebelumnya

Penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini memengaruhi hampir 400 juta orang setiap tahun.

Bahkan, lembaga kesehatan dunia atau WHO menyebut DBD adalah satu dari 10 ancaman terbesar bagi kesehatan dunia.

Adi Utarini tergabung dalam tim peneliti di World Mosquito Program untuk mencegah ancaman penyakit demam berdarah. Mereka melakukan inokulasi nyamuk ini dengan Wolbachia.

Baca Juga: UGM Manfaatkan GoSend Web Portal untuk Distribusi Sembako dan APD

Wolbachia adalah bakteri yang tidak berbahaya bagi manusia, tapi bisa membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya.

"Sebuah studi yang dipimpinnya adalah penelitian pertama yang membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyebaran DBD di lingkungan masyarakat," tulis Melinda.

Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Adi Utarini, [Kagama]
Guru Besar sekaligus Peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Adi Utarini, [Kagama]

Lebih lanjut, Melinda menyatakan hampir semua orang di Yogyakarta pernah terkena penyakit DBD. Dituliskan bahwa Utarini pernah selamat dua kali dari penyakit berbahaya ini.

Sebelumnya, Adi Utarini bersama tim penelitian World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta berperan penting dalam mengatasi penyakit demam berdarah di wilayah tersebut.

Mengutip laman Kagama UGM, Adi Utarini berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Yogyakarta sebesar 77 persen. Angka ini didapatkan karena wilayah tersebut diberikan nyamuk yang diinokulasi dengan Wolbachia.

Berkat itu, jurnal ilmiah Nature memasukkan Adi Utarini dalam daftar Ten People Who Helped Shape Science in 2020. Dan kini Ilmuwan Indonesia ini masuk dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia 2021 versi Time. (Suara.com/ Dicky Prastya).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB