China Siapkan Teknologi 6G yang Bisa untuk Senjata Hipersonik

Para peneliti juga mensimulasikan karakteristik transmisi gelombang elektromagnetik terahertz dalam selubung plasma.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 31 Januari 2022 | 19:52 WIB
Ilustrasi jaringan 6G. (YouTube/ Phonly)

Ilustrasi jaringan 6G. (YouTube/ Phonly)

Hitekno.com - China menjadi salah satu negara yang telah memulai pengembangan teknologi 6G. Namun para ilmuwan negara ini punya rencana lain dalam pemanfaatannya.

Para ilmuwan China mengembangkan teknologi 6G yang bisa digunakan dalam mendeteksi dan melakukan pelacakan kendaraan hipersonik.

Dengan hal ini, bisa menjadi sebuah kemajuan yang dapat mengarah pada aplikasi komunikasi teknologi 6G baru untuk rudal hipersonik.

Baca Juga: 5G Belum Merata, India Sudah Sesumbar Bakal Bangun Jaringan 6G

Teknologi baru ini dapat memecahkan beberapa masalah pemadaman yang terjadi, ketika mencoba membangun komunikasi dengan rudal atau kendaraan luar angkasa yang melaju dengan kecepatan lima kali kecepatan suara atau lebih.

Umumnya, ketika kendaraan hipersonik dekat luar angkasa meluncur melalui atmosfer dengan kecepatan jauh lebih cepat daripada kecepatan suara, gesekan antara permukaannya dan udara di sekitarnya akan membentuk selubung plasma.

Para ahli mengatakan lapisan gas panas terionisasi di sekitar pesawat luar angkasa atau rudal, dapat menyebabkan pemadaman komunikasi yang berlangsung hingga 10 menit.

Baca Juga: Bakal Tutup Bisnis Smartphone, LG Siapkan Jaringan 6G pada 2029

"Selubung plasma yang terbentuk selama masuknya kembali kendaraan hipersonik jarak dekat akan mengganggu deteksi gelombang elektromagnetik," kata para ilmuwan dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of National University of Defense ology.

Dalam studi baru ini, para ilmuwan termasuk Yao Jianquan dari School of Precision Instruments and Opto-electronics Engineering di Universitas Tianjin China, membangun perangkat laser yang dapat menghasilkan pancaran gelombang elektromagnetik terus menerus dalam pita terahertz.

Rentang frekuensi antara gelombang mikro dan inframerah ini juga digunakan untuk teknologi 6G generasi berikutnya, yang diharapkan dapat merevolusi komunikasi.

Baca Juga: 5G Belum Merata, Apple Akan Teliti Teknologi 6G

Dalam penelitian tersebut, tim ilmuwan membuat model kendaraan luar angkasa dan memodelkan distribusi selubung plasma di bawah kondisi penerbangan yang berbeda selama proses masuk kembali.

Para peneliti juga mensimulasikan karakteristik transmisi gelombang elektromagnetik terahertz dalam selubung plasma.

Dilansir dari Independent, Senin (31/1/2022), para ahli mengonfirmasi bahwa gelombang terahertz frekuensi tinggi dapat menembus selubung plasma secara efektif.

Baca Juga: Diam-diam China Luncurkan Saterlit Jaringan 6G, Jadi yang Pertama

Gelombang terahertz dapat dengan mudah menembus selubung plasma, yang dihasilkan oleh senjata hipersonik dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara atau lebih cepat.

Peluncuran komersial teknologi 6G masih belum diharapkan dalam waktu dekat karena kendala teknis yang ada.

Para ilmuwan mengatakan, itu dapat menawarkan beberapa aplikasi baru, termasuk peningkatan konektivitas dalam penerbangan.

Terlepas dari keuntungan streaming data ratusan kali lebih cepat, sensitivitas 6G yang lebih tinggi juga diharapkan memungkinkan transmisi informasi biologis yang lebih baik.

Seperti data dari napas yang dihembuskan dan kadar glukosa, memungkinkan diagnosis penyakit dan deteksi penularan.

Menurut para ahli, teknologi 6G untuk deteksi kendaraan hipersonik sangat penting bagi pertahanan nasional.

Itulah rencana ilmuwan China dalam mengembangkan teknologi 6G untuk mendeteksi kendaraan hipersonik. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB