Hitekno.com - Badan Antariksa Eropa (ESA) menyampaikan tanggapannya soal kerja sama yang terjalin dengan Rusia terkait proyek luar angkasa mereka.
Terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina, ESA siap untuk mengambil keputusan terkati kerja sama dengan negara tersebut.
Badan Antariksa Eropa ini akan terus mendukung kolaborasi misi luar angkasa yang telah terjalin, seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Baca Juga: Ukraina Bentuk Tentara Siber Sukarelawan, Lawan Rusia
Selain ISS, ada juga proyek eksplorasi Mars yang juga melibatkan Rusia.
Namun, ESA mencatat agresi yang meningkat di Ukraina dan mengatakan bahwa dukungan tersebut dapat dihentikan jika situasinya terus memburuk.
"Saya sedih dan khawatir karena agresi terus memburuk di Ukraina. Dengan Negara-negara Anggota ESA, kami akan mengambil keputusan apa pun yang diperlukan," kata Josef Aschbacher, Direktur Jenderal ESA, seperti dikutip Independent, Selasa (1/3/2022).
Baca Juga: Anonymous Deklarasikan Perang Siber ke Rusia, Sejumlah Situs Jadi Sasaran
Tetapi untuk saat ini, dia menambahkan, dukungan bagi misi luar angkasa akan dilanjutkan hingga pemberitahuan berikutnya.
Meski begitu, pernyataan Aschbacher menyimpang dari sikap resmi ESA pada Kamis lalu, ketika badan antariksa itu mengatakan akan terus bekerja sama dengan Rusia dalam semua misi luar angkasa bersama.
Aschbacher telah menegaskan kembali semangat kerja sama tersebut dalam sebuah cuitan Twitter, hanya beberapa jam sebelum mengeluarkan pernyataan baru pada Jumat pagi (25/2/2022).
Baca Juga: Setelah Facebook, YouTube Kini Blokir Iklan Channel Milik Rusia
"Meskipun terjadi konflik saat ini, kerja sama ruang sipil tetap menjadi jembatan," tulis Aschbacher pada unggahan sebelumnya.
Perubahan pemikiran di ESA mencerminkan situasi yang berubah dengan cepat di Ukraina.
Invasi Rusia dimulai pada Kamis dengan serangan udara dan unit lapis baja melintasi perbatasan ke Ukraina dan telah mencapai Kyiv pada Jumat pagi.
Baca Juga: Facebook Blokir Media Pemerintah Rusia untuk Iklan dan Memonetisasi Konten
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menanggapi agresi lanjutan Rusia dengan mengumumkan, sanksi baru yang dirancang untuk menghambat impor teknologi Rusia.
"Ini akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa," kata Biden saat itu.
Terlepas dari sanksi baru, NASA menegaskan bahwa badan antariksa Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan Rusia, baik di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) maupun di darat.
"Tidak ada perubahan yang direncanakan untuk dukungan agensi pada operasi orbit dan stasiun Bumi yang sedang berlangsung," kata seorang juru bicara NASA.
Saat ini, sebanyak tujuh astronot dan kosmonot dari ESA, NASA, dan badan antariksa Rusia, yaitu Roscosmos sedang menghuni ISS. Rusia sendiri telah menjadi mitra di ISS sejak 1993.
Menurut pernyataan NASA, tiga kosmonot Rusia yang saat ini berlatih di John Space Center NASA juga akan terus melanjutkan aktivitasnya.
Di sisi lain, direktur Roscosmos Dmitry Rogozin mengecam sanksi yang dipimpin Amerika Serikat, menggambarkan bagaimana ia melihat ISS tanpa kerja sama Rusia dan ISS bisa jatuh dari orbit tanpa bantuan Rusia.
Rogozin dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengisyaratkan bahwa Rusia mungkin akan menarik diri dari ISS di masa lalu.
Namun terlepas dari komentar Rogozin dan pernyataan Ascbacher, ESA masih melihat ISS sebagai peluang untuk kerja sama dan menemukan perdamaian.
Bagaimana nasib Rusia terkait proyek luar angkasa dengan ESA mendatang jika terus memperburuk situasi di Ukraina? (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).