Sampel Debu Bulan Bakal Dilelang Rp 11,4 Miliar, Hasil dari Misi Apollo 11

Meskipun ukurannya kecil, rumah lelang mengatakan, sampel debu Bulan tersebut unik.

Agung Pratnyawan

Posted: Kamis, 31 Maret 2022 | 15:41 WIB
Misi Apollo 11 mendarat di Bulan. (NASA)

Misi Apollo 11 mendarat di Bulan. (NASA)

Hitekno.com - Sampel debu Bulan yang didapatkan astronaut NASA untuk pertama kali bakal dilelang, setelah dilepaskan dari properti badan antariksa Amerika Serikat.

Diwartakan Suara.com, sampel debu bulan dari potongan mikroskopis ini akan dilelang melalui rumah lelang Bonhams asal Inggris.

Dalam pengumuman Senin (28/3/2022), Bonhams mengungkapkan penjualan Space History akan mencakup "sampel Bulan pertama yang dikumpulkan oleh umat manusia."

Baca Juga: Setelah 50 Tahun, Akhirnya NASA Buka Sampel Batuan Bulan dari Misi Apollo 17

Penawaran tersebut akan berisi lima potongan sampel alumunium scanning electron microscope (SEM).

Menurut keterangan, empat diantaranya ditutupi oleh partikel dari sampel Bulan pertama yang dikumpulkan Neil Armstrong pada Juli 1969.

Potongan debu Bulan tersebut sebelumnya pernah dijual di lelang penyitaan pemerintah pada 2015.

Baca Juga: Astronot Pertama NASA Apollo 11 Michael Collins Meninggal Dunia

Serangkaian tuntutan hukum antara pemenang lelang, Nancy Lee Carlson, dan pemerintah Amerika Serikat memberikan hasil bahwa sampel tersebut dinyatakan sebagai milik Carlson.

Sampel debu Bulan dari Apollo 11. [Bonhams]
Sampel debu Bulan dari Apollo 11. [Bonhams]

Perselisihan hukum berikutnya, yang diselesaikan di luar pengadilan, berakhir dengan NASA juga menyerahkan sampel uji ke Carlson, setelah ia menjual tas sampel bulan pada lelang 2017 seharga 1,8 juta dolar AS.

Sekarang melalui Bonhams, sisa potongan debu kecil akan dijual seharga 800.000 atau sekitar Rp 11,4 miliar hingga 1,2 juta dolar AS untuk dilelang pada 13 April 2022 di New York.

Baca Juga: Astronot Apollo 11 Buzz Aldrin Dapat Vaksin Covid-19 di Umur 90 Tahun

Rumah lelang tersebut berpusat pada sejarah sampel dan fakta bahwa sampel tersebut terkait dengan pengambilan pertama material Bulan oleh Armstrong.

Dilansir dari Space.com, Kamis (31/3/2022), sampel tersebut termasuk 492 gram debu yang lebih halus dan 12 pecahan batu dengan ukuran lebih besar dari 1 cm.

Bonhams tidak memberikan berat total untuk partikel yang diambil dari wadah dekontaminasi, tetapi pengukuran yang dilakukan selama analisis menemukan bahwa debu tersebut hajya berukuran mikron.

Baca Juga: Joystick Misi Apollo 11 ke Bulan Dilelang, Laku Miliaran!

Meskipun ukurannya kecil, rumah lelang mengatakan, sampel debu Bulan tersebut unik.

Mengingat hubungannya dengan misi Apollo 11 dan riwayat sampel tersebut pernah didukung oleh jejak putusan pengadilan, yang menetapkan bahwa itu bukan lagi milik NASA.

Sampel debu Bulan dari Apollo 11. [Bonhams]
Sampel debu Bulan dari Apollo 11. [Bonhams]

Selain partikel Bulan, penjualan Bonhams mencakup 20 peninggalan sejarah luar angkasa lainnya, termasuk potongan roket yang meluncurkan satelit pertama di dunia.

Fragmen aluminium berukuran 9,5 inci kali 1,4 inci itu dikeluarkan dari tangki oksigen oleh kosmonot era Soviet Georgy Grechko.

Digambarkan sebagai satu-satunya bagian yang diketahui berada di tangan pribadi, artefak dari hari pertama Zaman Antariksa tersebut diperkirakan dijual seharga 80.000 hingga 120.000 dolar AS.

Itulah laporan terkini sampel debu Bulan dari misi Apollo 11 yang akan dilelang di Inggris. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB