Ilmuwan Ingin Digelar Misi Pencarian Alien dan Kehidupan di Uranus dan Bulan Saturnus

Ini alasan kenapa ilmuwan mengincar planet Uranus dan bulan Saturnus.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 20 April 2022 | 17:42 WIB
Foto planet Uranus. (NASA)

Foto planet Uranus. (NASA)

Hitekno.com - Para ilmuwan medesak untuk diadakan misi pencarian kehidupan di luar angkasa hingga alien di Uranus. Selain di planet itu, juga diusulkan pencarian ke Enceladus yakni bulan milik Saturnus.

Enceladus sendiri disebut-sebut sebagai bulan atau satelit alami terbesar keenam milik Saturnus.

Menurut para ahli dalam survei dekade ilmu planet dan astrobiologi yang diterbitkan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine Amerika Serikat, NASA harus memprioritaskan misi ke Uranus dan bulan Saturnus di masa mendatang.

Baca Juga: Peringatan Ilmuwan, Sinyal dari Bumi Bisa Picu Invasi Alien

Laporan survei mencakup rekomendasi prioritas bagi komunitas peneliti selama 10 tahun ke depan, termasuk peluang terbaik dalam mencari kehidupan asing.

Misi tersebut harus mencakup orbiter dan probe di Uranus, di mana robotik tersebut akan terbang melewati sistem Uranus dan menyelidiki atmosfer Saturnus.

Dalam rekomendasi tersebut, misi prioritas tinggi kedua harus menuju ke sistem Saturnus untuk mencari tanda-tanda kehidupan.

Baca Juga: Ilmuwan Harvard Buru Bukti Adanya Teknologi Alien

Misi ke Enceladus dapat mendarat di permukaan esnya dan mempelajari materi di sana selama dua tahun.

Perbandingan ukuran Bumi dan planet Uranus. (NASA)
Perbandingan ukuran Bumi dan planet Uranus. (NASA)

"Uranus adalah salah satu benda paling menarik di tata surya," tulis survei tersebut, dikutip dari Independent, Rabu (20/4/2022)

Energi internalnya rendah tetapi atmosfernya aktif bersamaan dengan medan magnet yang kompleks membuat planet tersebut memiliki teka-teki besar.

Baca Juga: Ilmuwan Internasional Gelar Proyek Cari Bukti UFO Buatan Alien

Survei tersebut merekomendasikan sebuah orbiter atau probe dapat diluncurkan ke Uranus menggunakan roket pada awal 2031.

Di sisi lain, Enceladus sangat menarik perhatian para ilmuwan planet dan ahli astrobiologi karena gumpalan air dan/atau gas serta materi lain yang terlihat dimuntahkan ke luar angkasa dari interior bulan.

Gumpalan seperti itu memungkinkan misi orbiter untuk mengambil sampel dengan perairan interior Enceladus tanpa harus mengebor es.

Baca Juga: Soal Penampakan UFO, Pentagon: Tak Ada Bukit Pesawat Luar Angkasa Alien

Laporan tersebut juga merekomendasikan NASA untuk berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan planet dan mengembangkan.

Serta meluncurkan misi Near Earth Object Surveyor, sebuah observatorium inframerah berbasis ruang angkasa yang dirancang untuk mendeteksi batuan antariksa yang berpotensi berbahaya.

Planet Saturnus. (Pixabay/looser)
Planet Saturnus. (Pixabay/looser)

NASA telah menyelesaikan survei terhadap lebih dari 90 persen asteroid yang berpotensi berbahaya dengan diameter lebih dari satu kilometer.

Kini badan antariksa tersebut sedang mengerjakan katalogisasi asteroid yang berpotensi berbahaya dengan diameter 140 meter atau lebih besar.

Setelah meluncurkan Near Earth Object Surveyor dan menyelesaikan Double Asteroid Redirection Test (DART) yang sedang berlangsung, laporan tersebut juga merekomendasikan NASA meluncurkan misi cepat ke asteroid dekat Bumi yang baru ditemukan berdiameter 50 hingga 100 meter.

Itulah desakan para ilmuwan untuk melakukan misi pencarian kehidupan di luar angkasa hingga alien di planet Uranus dan bulan Saturnus. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB