Ditemukan Batu Luar Angkasa Misterius, Diduga Berasal dari Supernova Langka

Studi lebih lanjut dengan membandingkan konsentrasi elemen batuan mengungkapkan bahwa batu tersebut tidak berasal dari tata surya karena terlalu banyak zat besi.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 23 Mei 2022 | 18:49 WIB
Ilustrasi luar angkasa. (Pixabay/ PublicDomainPictures)

Ilustrasi luar angkasa. (Pixabay/ PublicDomainPictures)

Hitekno.com - Ditemukan batu luar angkasa misterius yang menurut para ilmuwan berasal jadi supernova langka. Bahkan disebut sebagai bukti pertama di Bumi akan fenomena tersebut.

Menurut ilmuwan, komposisi kimia batu luar angkasa yang disebut Hypatia itu menunjukkan bahwa batu tersebut mengandung debu dan gas yang pernah mengelilingi jenis supernova raksasa.

Supernova tipe Ia biasanya terjadi di dalam awan debu, di mana bintang katai putih berbagi orbit dengan bintang lebih besar dan muda, yang masih memiliki bahan bakar.

Baca Juga: Berbekal Teleskop Luar Angkasa Baru, China Berburu Planet Mirip Bumi

Katai putih yang lebih kecil dan padat menggunakan tarikan gravitasinya untuk mengambil sebagian bahan bakar bintang yang lebih muda dan dikonsumsinya tanpa henti.

Dalam kasus batu Hypatia, campuran debu dan gas kemungkinan besar melayang melalui ruang angkasa selama miliaran tahun sampai tiba di tata surya.

Batu Hypatia. [Eurakalert]
Sampel Batu Hypatia. [Eurakalert/ Romano Serra]

Kemudian, memadat menjadi induk yang lebih besar dari batu cc pada waktu pembentukan tata surya.

Baca Juga: Tak Hanya Dipegang Elon Musk, Permen Kopiko Sudah Pernah Sampai Luar Angkasa

Setelah terbentuk, kemungkinan besar batu tersebut akhirnya meluncur ke Bumi dan pecah berkeping-keping saat mendarat.

"Dalam arti tertentu, kita telah menangkap ledakan supernova Ia dalam aksinya karena atom gas dari ledakan itu terperangkap di awan debu sekitarnya," kata Jan Kramers, penulis studi dan ahli geokimia di Universitas Johannesburg, dikutip dari Live Science, Senin (23/5/2022).

Untuk memastikan dari mana batu itu berasal, para ahli melakukan analisis kimia dari sampel kecil batu Hypatia menggunakan teknik non-destruktif.

Baca Juga: Ditemukan Kuburan Massal Baru di Ukraina, Terlihat dari Luar Angkasa

Ini mengungkapkan bahwa batu memiliki jumlah silikon, kromium, dan mangan yang luar biasa rendah, sementara kadar besi, belerang, fosfor, tembaga, dan vanadium yang sangat tinggi.

Batu Hypatia. [Universitas Johannesburg]
Sampel Batu Hypatia. [Eurakalert/ Jan Kramers]

Studi lebih lanjut dengan membandingkan konsentrasi elemen batuan mengungkapkan bahwa batu tersebut tidak berasal dari tata surya karena terlalu banyak zat besi.

Pencarian lengkap data bintang dan pemodelan membuat tim ilmuwan tidak memiliki penjelasan lain selain supernova tipe Ia, yang menjelaskan mengapa batuan tersebut memiliki elemen yang tidak biasa.

Baca Juga: Elon Musk dan Jeff Bezos Bersaing ke Luar Angkasa, Bill Gates Pilih Ini

"Jika hipotesis ini benar, batu Hypatia akan menjadi bukti nyata pertama di Bumi dari ledakan supernova tipe Ia," tambah Kramers.

Meski begitu, para ahli masih tetap memiliki keraguan karena enam elemen batu (aluminium, fosfor, klorin, kalium, tembaga, dan seng) terdeteksi pada konsentrasi yang berkisar antara 10 hingga 100 kali lipat dari yang diprediksi untuk supernova tipe Ia.

Tim ilmuwan berpikir batuan ini bisa menunjukkan asal-usul supernova, sebagai bintang raksasa merah yang mempertahankan lebih banyak komposisi unsur aslinya daripada yang diprediksikan model komputer.

Itulah temuan batu luar angkasa misterius yang menurut ilmuwan berasal dari supernova langka. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB