Sensor Navigasi Helikopter Ingenuity Mati di Mars, NASA Optimistis Tetap Bisa Terbang

Helikopter Ingenuitytelah berhasil mendapat di Kawah Jezero Mars awal 2021 silam.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 10 Juni 2022 | 16:30 WIB
Ingenuity, Helikopter NASA untuk menjelajahi Mars. (NASA)

Ingenuity, Helikopter NASA untuk menjelajahi Mars. (NASA)

Hitekno.com - Helikopter Ingenuity yang ditungaskan NASA di Planet Mars dilaporkan mengalami kendala. Yakni matinya sensor navigasi pada helikopter NASA tersebut.

Meski begitu, badan antariksa Amerika Serikat ini tetap optimistis kalau helikopter Ingenuity tetap bisa terbang dan menjalani misinya di Mars.

Menurut laporan Suara.com, helikopter Ingenuity  telah berhasil mendarat di Kawah Jezero pada Februari 2021, namun mengalami kendala dan menyebabkan salah satu sensornya mati.

Baca Juga: Badan Antariksa Eropa Siap Ambil Sikap Soal Keterlibatan Rusia dalam Misi Mars dan ISS

Sejak melakukan penerbangan pertama, Ingenuity telah melampaui ekspektasi para ahli dengan 28 penerbangan. Namun, kondisi di Kawah Jezero berubah karena musim berganti.

Ingenuity melakukan penerbangan pertamanya pada April 2021, selama musim semi di daerah Jezero. Saat ini, Planet Merah telah memasuki musim dingin dengan suhu yang bisa turun hingga sekitar minus (-) 80 derajat Celsius di malam hari, menyebabkan perubahan aktivitas dan perangkat lunak Ingenuity untuk menjaga kendaraan tetap berfungsi selama musim dingin.

Helikopter Ingenuity bertugas di Mars. [NASA]
Helikopter Ingenuity bertugas di Mars. [NASA]

Saat suhu menurun selama beberapa minggu terakhir, operator di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California Selatan mulai membuat Ingenuity "tidur" setiap malam sebagai upaya untuk melindungi sistemnya dari kondisi Mars yang keras.

Baca Juga: Lihat Foto Pedagang Tahun 1940-an, Netizen: Bruno Mars Jualan Petai?

Meski begitu, fluktuasi ekstrem antara suhu siang dan malam menyebabkan tekanan pada komponen Ingenuity. Diagnostik baru-baru ini mengungkapkan kegagalan pada inklinometer kendaraan atau salah satu sensor navigasinya.

Inklinometer bertanggung jawab untuk memasok perangkat lunak penerbangan Ingenuity dengan data gravimetri sebelum lepas landas.

"Data ini memungkinkan Ingenuity untuk menentukan posisinya relatif terhadap tarikan gravitasi Mars ke bawah dan memungkinkan perhitungan roll dan pitch kendaraan sebelum lepas landas," kata Håvard Grip, kepala pilot Ingenuity dari JPL, seperti dikutip dari Space.com pada Jumat (10/6/2022).

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Ini Penyebab Mars Jadi Kering Kerontang

Tanpa data awal ini, perangkat lunak kendaraan tidak dapat menentukan orientasi yang tepat untuk Ingenuity selama penerbangan. Tetapi para ahli di NASA berpikir redundansi dalam susunan sensor helikopter memungkinkan tim untuk membuat Ingenuity tetap terbang.

Jangkauan terbang Ingenuity mencapai 1 mil. [Instagram/NASAJPL]
Jangkauan terbang Ingenuity mencapai 1 mil. [Instagram/NASAJPL]

Selain inklinometer, sensor navigasi helikopter termasuk unit pengukuran inersia (IMU) untuk mengukur percepatan dan kecepatan sudut, pengintai laser untuk mengukur ketinggian dan kamera untuk mengambil gambar selama penerbangan.

Baik inklinometer dan IMU beroperasi menggunakan akselerometer untuk menentukan orientasi.

Baca Juga: Percobaan Pertama NASA Kumpulkan Sampel Batuan Mars Gagal

Mengingat inklinometer tidak lagi berfungsi, tim Ingenuity bertujuan untuk menggandakan fungsi akselerometer di IMU untuk mengumpulkan data gravitasi sebelum penerbangan, serta kesadaran inersia dalam penerbangan.

Itulah laporan terkini dari helikopter Ingenuity milik NASA di Mars. Meski mengalami gangguan sensor, namun dipercaya masih bisa beroperasi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB