Ditemukan Potongan Kerak Bumi Berusia 4 Miliar Tahun

Menurut para ahli, itu menunjukkan sesuatu yang istimewa terjadi di era sejarah Bumi pada periode tersebut.

Agung Pratnyawan

Posted: Kamis, 25 Agustus 2022 | 17:14 WIB
Ilustrasi Bumi. (Pixabay)

Ilustrasi Bumi. (Pixabay)

Hitekno.com - Ilmuwan telah menemukan potongan kerak Bumi berusia 4 miliar tahun tersembunyi di bawah Australia Barat.

Diwartakan Suara.com, potongan kerak Bumi berusia 4 miliar tahun ini disebutkan berukuran besar. Bahkan sebesar Irlandia.

Potongan kerak ini termasuk salah satu yang tertua di Bumi. Gelar tersebut masih dipegang oleh batuan Perisai Kanada di pantai timur Teluk Hudson, yang berusia 4,3 miliar tahun. Sebagai referensi, Bumi berusia 4,54 miliar tahun.

Baca Juga: Punah Sejak 1936, Ilmuwan Ingin Hidupkan Kembali Harimau Tasmania

Ini terjadi karena kerak Bumi terus-menerus bergejolak dan didorong kembali ke mantel oleh lempeng tektonik, sebagian besar permukaan berbatu planet ini terbentuk dalam beberapa miliar tahun terakhir.

Namun, kerak tertua yang baru ditemukan di Australia Barat cenderung berumur sekitar empat miliar tahun.

Menurut para ahli, itu menunjukkan sesuatu yang istimewa terjadi di era sejarah Bumi pada periode tersebut.

Baca Juga: Peringatan Ilmuwan: Semburan Badai Matahari Besok Bisa Berdampak Gangguan GPS

"Ketika membandingkan temuan kami dengan data yang ada, tampaknya banyak wilayah di Bumi mengalami waktu yang sama untuk pembentukan dan pelestarian kerak awal," kata Maximilian Droellner, mahasiswa doktoral di Curtin University di Australia, dikutip dari Live Science, Rabu (24/8/2022).

Ilustrasi Bumi. (pexels/Jaymantri)
Ilustrasi Bumi. (pexels/Jaymantri)

Menurutnya, ini menunjukkan perubahan signifikan dalam evolusi Bumi sekitar empat miliar tahun yang lalu, ketika pemboman meteorit berkurang, kerak stabil, dan kehidupan di Bumi mulai terbentuk.

Potongan kerak purba yang tersembunyi berada di dekat tempat mineral tertua di Bumi yang sebelumnya ditemukan.

Baca Juga: Ditemukan Bintang Tercepat di Lubang Hitam Bimasakti, Ini Penjelasan Ilmuwan

Di Jack Hills Australia, para peneliti telah menemukan mineral kecil bernama zirkon yang berusia 4,4 miliar tahun.

Mineral-mineral ini bertahan bahkan ketika bebatuan yang pernah menahannya telah terkikis.

Petunjuk geokimia pada sedimen di dekat wilayah ini menunjukkan bahwa mungkin ada kerak yang lebih tua yang terkubur di bawah batuan dan sedimen yang lebih baru di permukaan.

Baca Juga: Ilmuwan untuk Pertama Kalinya Temukan Mikroplastik di Salju Antartika

Oleh karena itu, Droellner dan tim ilmuwan lainnya memutuskan untuk menguji zirkon dalam sedimen dari Dataran Pesisir Scott, selatan Perth. Sedimen di dataran ini mengikis batuan yang lebih dalam di benua Australia.

Untuk melakukan penelitian ini, para ahli menguapkan zirkon dengan laser yang kuat, kemudian menganalisis komposisi dua pasang elemen radioaktif yaitu, uranium dan timbal serta lutetium dan hafnium.

Lokasi penemuan potongan kerak Bumi. [Wiley Online Library]
Lokasi penemuan potongan kerak Bumi. [Wiley Online Library]

Tim peneliti menemukan bahwa versi elemen-elemen yang terperangkap dalam zirkon ini membusuk selama miliaran tahun.

Penanggalan ini mengungkapkan bahwa batuan yang menyimpan mineral tersebut terbentuk antara 3,8 miliar dan 4 miliar tahun yang lalu.

Sementara itu, untuk mempelajari dari mana mineral ini berasal, para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan oleh satelit yang mengorbit Bumi.

Mengingat ketebalan kerak Bumi bervariasi, gravitasi juga sedikit bervariasi di seluruh permukaan planet.

Dengan mengukur variasi gravitasi ini, para ilmuwan dapat mengetahui seberapa tebal kerak di lokasi yang berbeda.

Data gravitasi mengungkapkan segmen tebal kerak di bagian barat daya Australia Barat, kemungkinan merupakan lokasi kerak purba yang terkubur.

Memahami pembentukan kerak empat miliar tahun yang lalu dapat membantu para peneliti memahami bagaimana benua pertama kali terbentuk.

Itulah temuan potongan kerak Bumi berusia 4 miliar tahun tersembunyi di bawah Australia Barat. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB