Hitekno.com - Pfizer, perusahaan farmasi dan biotek yang berkantor pusat di New York itu panen kritik dalam beberapa bulan terakhir di tengah kekhawatiran publik atas efektivitas vaksin Covid-19-nya dan Paxlovid.
Paxlovid, pil yang diresepkan untuk mengobati virus corona telah menyebabkan lusinan infeksi ulang pada para pejabat tinggi Amerika Serikat.
Dilansir dari Sputnik News, ketua dan CEO Pfizer Albert Bourla dinyatakan positif terkena virus corona pada Sabtu (24/9/2022) untuk kedua kalinya dalam 40 hari.
Baca Juga: D-Link Kenalkan Access Point Standar Industrial, Kuat dan Mudah Dikelola
"Saya sudah dinyatakan positif COVID. Saya merasa sehat dan bebas gejala. Saya belum memiliki booster bivalen baru, karena saya mengikuti pedoman CDC untuk menunggu 3 bulan sejak kasus COVID saya sebelumnya ... Meskipun kami telah membuat kemajuan besar, virus masih bersama kami," cuit Bourla.
Bourla sebelumnya melaporkan terkena Covid pada 15 Agustus, mengatakan pada saat itu bahwa dia "bersyukur telah menerima empat dosis vaksin Pfizer-BioN dan memberi tahu pengikut bahwa dia telah memulai perawatan dengan kursus Paxlovid.
Disetujui pada akhir 2021, dan diresepkan secara massal mulai musim semi dan musim panas 2022.
Baca Juga: Kolaborasi Musik dan Kripto, Booth PINTU di We The Fest 2022 Dipadati Pengunjung
Paxlovid mulai menjadi berita utama pada Agustus setelah serangkaian pejabat tinggi termasuk Presiden Joe Biden, istrinya Jill, dan kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci yang kena Covid dua kali berturut-turut walau sudah mendapat vaksin dan booster-nya.
Pfizer membukukan untung fantastis dengan menjual vaksin virus coronanya di Amerika Serikat dan kepada pemerintah di seluruh dunia, dengan keuntungan perusahaan melonjak dari 10,4 miliar dolar AS pada Q3 2019 menjadi 27,4 miliar dolar AS pada Q2 tahun 2022.
Baca Juga: Samsung Galaxy S23 Ultra Lolos Sertifikasi 3C, Fitur Pengisian Daya Terungkap