Penjelasan Apa Itu Gas Air Mata, Bahan Kimia yang Digunakan untuk Membubarkan Kerumunan

Ketahui apa itu gas air mata, cara kerjanya hingga apa saja terkait bahan kimia ini.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 02 Oktober 2022 | 13:33 WIB
Gas air mata. (Shutterstock)

Gas air mata. (Shutterstock)

Hitekno.com - Penggemar sepak bola Indonesia tengah berduka cita atas insiden Stadion Kanjuruhan. Pilaporkan Polisi sampai menembakkan gas air mata ketika terjadi kerusuhan di sana.

Isiden di Stadion Kanjuruhan usai kaga sepak bola antara Arema FC dan Persebaya itu pun menewaskan banyak penonton.

Penembakan gas air mata pada isiden itu pun menjadi sorotan, dan ramai jadi pembicaraan belakangan ini.

Baca Juga: Terdeteksi Reaksi Kimia di Mars, Pertama Kali Bisa Terlihat

Tetapi apa itu gas air mata? Apa isi kandungan dan efeknya?

Melansir The Conversation, Minggu (2/10/2022), istilah gas air mata mengacu pada cairan kimia yang digunakan untuk mengontrol atau membubarkan kerumunan.

Bahan kimia yang digunakan untuk gas air mata menyebabkan iritasi selaput lendir, kedutan di sekitar mata, batuk, kesulitan bernapas, hingga iritasi pada kulit.

Baca Juga: Ditemukan Bahan Kimia Misterius di Kutub Utara, Diklaim Tahan Lama

Gas air tidak akan mematikan atau menyebabkan kerusakan permanen ketika dilontarkan pada tingkat rendah ataupun di ruang terbuka.

Tetapi ketika di ruang tertutup, gas air mata bisa mematikan. Bahan dasar gas air mata ini justru bersifat padat, bukan gas.

Tapi ia dapat terdispersi (terurai) sebagai aerosol dalam campuran piroteknik yang meleburkan bahan kimia jadi ledakan atau dalam larutan yang diberikan sebagai semprotan.

Baca Juga: Begini Jadinya Jika Anak IPS Disuruh Jawab Soal Kimia, Bikin Ngakak

Bahan kimia yang yang dipakai dalam gas air mata bernama chlorobenzalmalonitrile atau yang disebut CS.

Bahan ini pertama kali ditemukan oleh Ahli Kimia asal Amerika Serikat, Ben Corson dan Roger Stoughton pada 1928.

CS kemudian dipakai sebagai bahan kimia untuk mengendalikan kerusuhan militer pada 1959.

Baca Juga: Buatan Ahli Kimia Prancis, Ini 4 Fakta Menarik Gas Air Mata

Bagaimana cara kerja gas air mata?

Cara kerja gas air mata sendiri tidak lupuhu dari bagaimana bahan kimia yang digunakan bereaksi.

Bahan kimia ini bereaksi dengan reseptor saraf sensorik yang dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada kulit, mata, hingga selaput lendir.

Mereka yang terkena gas air mata biasanya terdampak iritasi. Nah efeknya bisa mencapai 30 menit hingga beberapa jam.

Bisakah gas air mata menimbulkan kerusakan permanen?

Dalam paparan tingkat rendah, gas air mata tidak akan menyebabkan kerusakan permanen. Gas air mata sendiri telah digunakan selama bertahun-tahun oleh militer untuk menguji penggunaan masker gas.

Memang ada beberapa bukti orang yang melaporkan efek jangka panjang dari efek gas air mata, tapi itu karena paparan tinggi, di situasi dalam ruangan, dan jangka waktu lama.

Apakah gas air mata bisa jadi senjata kimia?

International Chemical Weapons Convention Genewa atau Konvensi Senjata Kimia Internasional Jenewa pada 1993 melarang penggunaan gas air mata untuk perang militer.

Namun, sejumlah negara seperti AS telah menyetujui penggunaan gas air mata untuk pengendalian kerusuhan sipil maupun pengendalian massa kalangan non-militer.

Itulah penjelasan apa itu Gas Air Mata cara kerjanya dan efek yang bisa ditimbulkan. (Suara.com/ Dicky Prastya)

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB