Hitekno.com - Selama ini, marak kontroversi seputar pelanggaran hak asasi manusia yang muncul di tambang bahan baterai, seperti kobalt misalnya.
Namun seperti yang kita tahu, hal tersebut tak mencegah dipilihnya baterai Lithium-ion sebagai yang paling marak dibuat.
Bahkan, Anda mungkin memegangnya sekarang jika Anda membaca artikel ini dengan ponsel, atau laptop.
Baca Juga: Harga Infinix Zero 20 Dibanderol Rp 3 Jutaan, Bawa Kamera Selfie 60 MP
Namun efek ngeri dari pertambangan bahan baterai ini bisa dicegah dengan bahan baru.
Dilansir dari Cnet, peneliti bernama Hu memiliki solusi menarik untuk masalah ini.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Matter, Hu dan rekan-rekan peneliti mempresentasikan penemuan mereka tentang baterai yang jauh lebih mudah terurai secara hayati daripada sumber daya Lithium-ion.
Baca Juga: Infinix Zero Ultra Meluncur ke Indonesia, Spesifikasinya Serba Premium
Baterai tersebut terbuat dari cangkang kepiting. Seperti yang kita tahu, baterai remote TV atau pengontrol Xbox berukuran AA yang biasa kita pakai punya efek berbahaya untuk lingkungan.
Pada dasarnya, ini karena baterai bekerja dengan menggunakan zat khusus yang disebut elektrolit untuk mengocok ion, atau partikel bermuatan, bolak-balik antara terminal negatif dan positif tersebut. Penting untuk mendapatkan (+) dan (-) di posisi yang tepat.
Elektrolit itu bisa menjadi banyak media yang berbeda, tetapi menurut para peneliti studi baru, banyak baterai menggunakan bahan kimia yang mudah terbakar atau korosif untuk fungsi ini.
Baca Juga: Skor AnTuTu Google Pixel 7 Pro Bocor, Bikin Banyak Orang Skeptis, Kok Bisa?
Bahan kimia yang biasanya dipakai tidak mudah terurai secara hayati. Sebaliknya, untuk baterai racikan Hu dan rekan-rekannya menggunakan elektrolit gel yang ditemukan dalam bahan biologis bernama kitosan. Kitosan mudah terurai secara hayati.
"Kitosan adalah produk turunan dari kitin," kata Hu.
"Kitin memiliki banyak sumber, termasuk dinding sel jamur, kerangka luar krustasea, dan pena cumi-cumi."
Tetapi sumber kitosan yang paling melimpah, menurut Hu, terletak di kerangka luar krustasea itu. Hal-hal seperti ekor udang merah muda, karapas lobster merah tua dan, tentu saja, cangkang kepiting.
Dan Anda tahu di mana kerangka luar itu dapat ditemukan? "Limbah makanan laut," kata Hu.
"Kamu bisa menemukannya di mejamu."
Untuk informasi terkini seputar dunia teknologi, sains dan anime, jangan lupa untuk subscribe halaman Facebook kami di sini.