Ilmuwan Temukan DNA Organisme Laut Tertua di Dunia, Penelitian di Kutub Selatan Jadi Kunci

DNA laut tertua ini menjadi bahan riset terkait perubahan iklim.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Selasa, 11 Oktober 2022 | 14:24 WIB
Ilustrasi Antartika yang penuh dengan salju. (Pixabay/ michelle2214)

Ilustrasi Antartika yang penuh dengan salju. (Pixabay/ michelle2214)

Hitekno.com - Analisis DNA kuno sedimen (sedaDNA) adalah teknik yang menguraikan organisme apa yang telah hidup di lautan dan kapan.

Para peneliti mengklaim bahwa belajar tentang sejarah organisme samudera dapat membantu kita membuat prediksi tentang masa depan kehidupan laut dalam menghadapi perubahan iklim.

Antartika adalah salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim, yang menjadikannya prioritas studi bagi para ilmuwan yang tertarik pada ekosistem laut kutub.

Baca Juga: Asyik Makan di Pinggir Jalan, Lihat Lokasinya Malah Bikin Kaget Begini

Dilansir dari Sputnik News, sebuah studi baru yang dipimpin oleh University of Tasmania baru-baru ini menemukan DNA laut tertua yang pernah ditemukan di sedimen laut dalam di Laut Scotia yang terletak di utara Antartika.

"Sejauh ini, ini merupakan sedaDNA laut terautentikasi tertua hingga saat ini," jelas Dr. Linda Armbrecht, peneliti dari University of Tasmania, Australia.

SedaDNA, atau DNA kuno sedimen, ditemukan di banyak lingkungan, termasuk lapisan esfrost subarktik dan gua terestrial, di mana para ilmuwan telah menemukan material yang berasal dari hingga 650.000 tahun yang lalu.

Baca Juga: Mirip Daratan, Penampilan Pantai Unik Ini Bisa Bikin Orang Terkecoh

Studi ini adalah bukti bahwa teknik sedaDNA dapat membantu merekonstruksi ekosistem selama ribuan tahun, memberi kita wawasan yang lebih baik tentang perubahan ekosfer lautan.

Ilustrasi penguin di Antartika. (Pixabay/ Hans Huijskes)
Ilustrasi penguin di Antartika. (Pixabay/ Hans Huijskes)

"Antartika merupakan salah satu daerah yang rentan terhadap perubahan iklim di Bumi, dan mempelajari apa yang terjadi di masa lalu dan sekarang dari ekosistem laut kutub ini terhadap perubahan lingkungan adalah masalah yang mendesak," tulis para peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan.

Menurut penelitian, yang dapat ditemukan di Nature Communications, para peneliti menemukan organisme bersel tunggal yang disebut diotom, yang merupakan makhluk yang berkeliaran sekitar 540.000 tahun yang lalu, ketika arktik jauh lebih hangat daripada sekarang.

Baca Juga: Beberapa Daerah di Amerika Serikat Alami Kekeringan Ekstrem, Cadangan Air Habis di Akhir Tahun

Informasi yang diperoleh menunjukkan kelimpahan diatom dalam periode yang lebih hangat sekitar 14.500 tahun yang lalu, yang menyebabkan peningkatan aktivitas kehidupan laut di seluruh wilayah Antartika.

Para peneliti merasa bahwa belajar lebih banyak tentang masa lalu adalah "masalah urgensi" yang dapat membantu kita memprediksi apa yang akan terjadi pada ekosistem laut saat lautan menghangat sekali lagi.

 

Untuk informasi terkini seputar dunia teknologi, sains dan anime, jangan lupa untuk subscribe halaman Facebook kami di sini.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB