Hitekno.com - Salah satu penulis penelitian baru menunjukkan bahwa mempelajari jaringan otak manusia yang ditransplantasikan ke otak tikus dapat membantu memahami penyakit manusia.
Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh ahli saraf Sergiu Pasca dari University of Stanford telah mentransplantasikan rumpun sel-sel otak manusia ke dalam otak tikus yang baru lahir.
Menurut MIT ology Review seperti dilansir dari Sputnik News, tidak hanya prosedur awal berjalan lancar, tetapi sel-sel manusia akhirnya tumbuh dan benar-benar menjadi terintegrasi ke dalam sirkuit saraf hewan pengerat, membentuk sekitar seperenam dari otak makhluk itu.
Baca Juga: Meta Quest Pro Resmi Rilis, Dapat Dukungan Penuh dari Chipset Snapdragon XR2 Plus Gen 1
Seperti yang dijelaskan Pasca sendiri, sebagian besar pekerjaan yang telah dilakukan labnya didasari motivasi untuk mencoba memahami gangguan kejiwaan pada tingkat biologis sehingga kita benar-benar dapat menemukan terapi yang efektif."
"Banyak dari kondisi kejiwaan ini, seperti autisme dan skizofrenia, kemungkinan unik manusia, atau setidaknya, mereka berlabuh pada fitur unik otak manusia," katanya dalam konferensi pers yang dikutip ScienceAlert.
"Otak manusia tentu saja tidak terlalu mudah diakses, yang telah menghalangi kemajuan yang telah kita buat dalam memahami biologi dari kondisi ini."
Baca Juga: Kode Redeem ML 13 Oktober 2022, Langsung Klaim Sebelum Terlambat
Tetapi Pasca sekarang berharap bahwa dengan mempelajari organoid otak manusia, khususnya rumpun kecil neuron yang menyerupai daerah otak tertentu yang tumbuh pada tikus dapat membantu memahami penyakit manusia.
Julian Savulescu, seorang ahli bioetika di National University of Singapore, memperingatkan bahwa itu juga dapat menimbulkan pertanyaan etis.
Baca Juga: Diduga Spesifikasi Oppo Reno9 Bocor, Jeroannya Bikin Penasaran