Hitekno.com - Untuk melihat secara kritis bagaimana tantangan sosial saat ini telah mempengaruhi produktivitas dan perilaku secara global, Lenovo untuk pertama kalinya merilis Think Report.
Laporan ini mengidentifikasi cara berpikir yang sesuai pada dunia saat ini, dengan salah satu temuannya bahwa responden global mengklaim hilangnya produktivitas sekitar dua jam per hari karena ketidakmampuan mereka untuk berpikir secara terarah yang disebabkan oleh faktor utama seperti kelelahan, stres, dan juga lelah secara mental yang mereka telah rasakan dari perubahan lingkungan sosial yang luar biasa dalam dua tahun terakhir.
Laporan ini berdasarkan survey yang telah dilakukan kepada sebanyak 5,700+ orang yang berada di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Jepang – yang datang pada perhelatan 30th tahun Lenovo ThinkPad.
Baca Juga: Remehkan BOOM Esports, Yatoro "Turu" di The International 2022
Data yang didapat bertujuan untuk mengedukasi orang di dunia kerja tentang pentingnya "real thinking," atau cara berpikir dengan benar, yang akan membantu mereka untuk menggunakan teknologi secara lebih cerdas, kolaboratif -- dan tidak terlalu mengganggu kehidupan dalam proses berkembang.
“Ini membuka mata kita bahwa secara global orang-orang merasa kemajuan masyarakat saat ini sedang beresiko karena kurangnya real thinking. 80% dari mereka yang terlibat dalam survei percaya bahwa, kita sebagai masyarakat, perlu mengembangkan sebuah revolusi baru dalam berpikir,” komentar Emily Ketchen, VP dan CMO Intelligent Devices Group, Lenovo.
“Dengan merayakan hari jadi ThinkPad yang ke30, ini menjadi momen yang tepat untuk mengevaluasi kembali bagaimana teknologi yang berpusat pada manusia dapat mengkatalisasi cara berfikir yang lebih baik dalam semua aspek kehidupan kita baik dirumah, kantor, sekolah, dan banyak lagi.”
Baca Juga: Pola Tidur Masyarakat Berubah, Durasi Bertambah tetapi Mutu Menurun Pasca Pandemi
Kesenjangan Berpikir
Sebagian besar responden merasa bahwa peristiwa yang terjadi beberapa tahun terakhir (seperti, COVID19, gangguan ekonomi, dll.) berkontribusi dan memperparah situasi, meningkatkan multitasking dan kelelahan, yang dapat merusak kualitas berfikir mereka kedepannya.
Dari semua responden, hanya 34% yang mengatakan bahwa mereka menghabiskan "semua" atau "sebagian besar" waktu mereka untuk berpikir jernih, mendalam, dan produktif.
Baca Juga: Jangkau Jutaan Konsumen Pembayaran Digital, Grab Gandeng i.saku
Secara bersamaan, sebagian besar responden merasa situasinya tidak membaik, yakni memproyeksikan bahwa hidup mereka tidak akan menjadi lebih mudah atau berkurang rasa stresnya selama beberapa tahun ke depan.
Kekuatan Berpikir
Secara global, sebagian besar responden mengatakan mereka berjuang untuk mencapai proses berpikir lebih baik saat ini, responden memiliki asosiasi positif dengan pemikiran yang lebih baik dan memahami manfaat yang akan ditiimbulkan dengan meningkatkan tingkat kemampuan berpikir.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu OIS dan Cara Kerjanya, Jadi Fitur Unggulan di HP Poco F4?
Kebiasaan Berpikir
Orang-orang memahami kekuatan cara berpikir yang lebih baik, dan waktu untuk berpikir produktif sangat bervariasi tergantung pada wilayahnya, hal ini juga tidak selalu sejalan dengan jam kerja biasanya yaitu dari jam 9 pagi sampai dengan jam 5 sore.
Secara keseluruhan, mereka yang terlibat dalam survei percaya bahwa hal nomor #1 yang harus dimiliki untuk mendapatkan pemikiran yang lebih baik adalah lingkungan yang tenang – dan responden di AS, Inggris, dan Jerman menyatakan bahwa teknologi peredam suara sangat membantu mereka dalam berpikir lebih dalam.
Berpikir Lebih Baik Diberdayakan oleh Teknologi
Berdasarkan penelitian, evolusi dalam teknologi komunikasi dan kolaborasi dianggap sebagai fitur yang paling membantu dalam berpikir lebih baik. Selain itu, mempelajari cara menggunakan teknologi dengan lebih terarah – termasuk menetapkan beberapa batasan, membatasi gangguan, dan mengurangi kekacauan informasi – dapat membantu kita membangun kebiasaan berpikir yang lebih baik.
Secara luar biasa, IT decision makers yang terlibat dalam survei merasa optimis akan teknologi yang dapat diakses oleh rekan kerja mereka dan bagaimana hal itu mendorong untuk mendapatkan pikiran yang jernih bagi karyawan ataupun organisasi.
Baik di saat yang mendesak untuk memenuhi deadline, atau terkait dengan kebutuhan para pelaku bisnis untuk berkolaborasi, atau mendapatkan peluang untuk menciptakan hal baru. Lebih dari 60% dari mereka yang terlibat dalam survei berpendapat bahwa teknologi membantu individu yang terlibat dalam kegiatan berpikir yang kritis, reflektif, kolaboratif, ekspansif/eksploratif, dan/atau berpikir hal baru.
Berpikir untuk Kemanusiaan
Secara keseluruhan, responden percaya bahwa berpikir yang lebih baik berpotensi menghasilkan dampak jangka panjang. Mayoritas dari mereka yang terlibat dalam survei setuju bahwa cara berpikir lebih baik akan meningkatkan collective humanity atau tindak kebaikan secara bersamaan , serta kita pun akan lebih mudah untuk memecahkan tantangan yang dihadapi manusia untuk kehidupan generasi mendatang.