Hitekno.com - Ketahui bagaimana proses terjadinya erupsi gunung berapi, seperti halnya dengan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dilaporkan Suara.com sebelumnya, Gunung Semeru telah mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022). Karena erupsi gunung berapi ini, membuat statusnya pun dinaikkan menjadi Level IV Awas.
Erupsi Gunung Semeru terjadi karena adanya tekanan gas yang sangat kuat, yang berasal dari dalam perut Bumi yang secara terus-menerus mendorong magma untuk keluar.
Baca Juga: Gegara Erupsi Gunung Semeru, Jaringan Sejumlah Operator Terkendala
Bagaimana proses terjadinya erupsi gunung berapi ini? Peristiwa erupsi gunung berapi ini berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut Bumi.
Aktivitas magma dengan suhu yang sangat tinggi hingga mencapai 1.200 derajat Celcius di perut Bumi berusaha untuk keluar dan melelehkan batuan di sekitarnya, sehingga retakan dan pergeseran lempeng Bumi dapat terjadi.
Akibat tekanan yang kuat di daerah tersebut, lapisan batuan di sekitarnya perlahan menjadi rapuh dan retak. Dari celah retakan ini, nantinya magma akan menjalar keluar ke permukaan Bumi.
Baca Juga: Foto Jadul Erupsi Gunung Semeru Tahun 1910, Netizen Soroti Hal Ini
Magma adalah cairan pijar yang ada di dalam lapisan Bumi dengan suhu yang sangat tinggi, diperkirakan mencapai lebih dari 1.000 derajat Celcius. Sedangkan cairan magma yang keluar dari dalam Bumi sendiri disebut lava.
Suhu lava yang keluar bisa mencapai 700 hingga 1.200 derajat Celcius. Erupsi gunung berapi yang membawa batu atau abu dapat menyembur hingga sejauh radius 18 km atau lebih. Sementara itu, lava dapat mengalir hingga sejauh 90 km.
Gunung berapi sendiri terbentuk dari letusan sejenis itu. Hasil letusan gunung berapi bisa berupa gas vulkanik, lava, dan aliran pasir serta batu panas, lahar, tanah longsor, gempa Bumi, abu letusan, hingga awan panas.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, BMKG Perkirakan Abu Vulkanik Mengarah ke Barat
Proses terjadinya erupsi gunung berapi ini juga bisa dirasakan hingga luar daerah. Sebagai contoh, ketika Gunung Krakatau meletus pada 1883, gumuruhnya bahkan terdengar hingga Australia Tengah yang berjarak sekitar 3.300 km dari titik letusan.
Pemerintah setempat sendiri telah mewaspadai adanya potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Itulah penelasan bagaimana proses terjadinya erupsi gunung berapi yang dirangkum tim HiTekno.com dari Suara.com, termasuk dengan erupsi Gunung Semeru. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami)
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Hujan Abu Sebabkan Gelap Gulita di Wilayah Sekitar