Hitekno.com - Pemerintah Indonesia menargetkan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN bisa direalisasikan pada 2039 mendatang.
Target pembangunan PLTN ini dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam mencapai karbon netral atau net zero emisi serta ketahanan energi nasional.
Karena upaya mencapai karbon netral atau net zero emisi akan lebih dimungkinkan jika menggunakan tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik.
Baca Juga: Fasilitas Nuklir di Cianjur Dipastikan Aman Meski Terdampak Gempa
"Dari skema energi transisi sejauh yang disampaikan pada saat presentasi nuklir itu targetnya di 2039," ujar Direktur Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Bapeten Haendra Subekti.
Haendra Subekti menyampaikan target ini dalam diskusi "Mempersiapkan PLTN sebagai Opsi Energi Baru dan Terbarukan Menuju NZE dan Indonesia Mandiri Energi" di UGM, Sabtu (03/12/2022).
Menurut Hendra, Kementerian ESDM sejak 2022 ini menyiapkan Net Zero emission (NZE). Kebijakan ini sudah dibahas dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca Juga: Kena Serangan Artileri, Reaktor Nuklir Terbesar di Eropa Berhenti Beroperasi
Pengaturan izin PLTN pun sudah diatur pemerintah. Antara lain melalui Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Bapeten pun sudah menyiapkan regulasi infrastruktur penyelamatan nuklir. Tak hanya tahap evaluasi tapak namun juga lokasi pembangunan PLTN yang harus memenuhi syarat.
"Tidak boleh di daerah yang seismik atau tingkat kegempaannya tinggi. Penyiapan infrastruktur penyelamatan nuklir itu regulasi kenukliran sudah cukup lengkap," jelasnya.
Baca Juga: China akan Membuat Pangkalan di Bulan, Ditenagai Pakai Reaktor Nuklir
Selain uji tapak, Bapeten harus bisa memastikan konstruksinya sesuai desain yang disiapkan. Juga uji coba untuk mencoba performa PLTN hingga bisa digunakan.
"Sekarang tinggal siapa yang mau investasi, PT PLN sampai sekarang programnya masih belum clear terhadap nuklir, tetapi sebagai informasi sekarang ini sudah ada beberapa pihak swasta yang tertarik," tandasnya.
Sementara Staf Ahli Bidang Iptek Dewan Ketahanan Nasional Hendri Firman Windarto mengungkapkan target pembangunan PLTN seharusnya bisa lebih cepat sebelum 2039. Hal ini penting agar upaya zero emisi bisa segera diterapkan.
Baca Juga: Canggih, Mesir Kini Siap Bikin Reaktor Nuklir Baru, Produksi Skala Penuh Capai 4,8 GW
"Kita seharusnya ambil momentum lebih cepat," tandasnya.
Rencana PLTN memang sudah dicanangkan sejak tahun 1965 oleh Presiden Soekarno. Bahkan Soekarno membentuk LAPAN dan BATAN agar bangsa ini mampu menguasai antariksa dan nuklir.
Namun sampai saat ini rencana pembangunan PLTN belum terwujud. Hal ini yang jadi perhatian Dewan Pertahanan Nasional.
"PLTN terus didengungkan terbangun, agar bangsa ini bisa maju dan memiliki ketahanan energi. Ini penting untuk Nett Zero Emission, juga karena kita negara kepulauan," imbuhnya.
Itulah target pembangunan PLTN pada 2039 mendatang, menjadikan tenaga nuklir sebagai salah satu pembangkit listrik. (SuaraJogja.id/ Putu Ayu Palupi)