Tak Berpotensi Tsunami, Ini Penjelasan BMKG soal Gempa Gorontalo M 6,3

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 18 Januari 2023 | 15:58 WIB
Sumber gempa Gorontalo M 6,3. (BMKG)

Sumber gempa Gorontalo M 6,3. (BMKG)

Hitekno.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan kalau gempa Gorontalo M 6,3 yang telah terjadi tidak berpotensi tsunami.

Dilaporkan Suara.com, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan soal gempa bumi M 6,3 yang menimpa Teluk Tomini, Luwuk, Gorontalo tidak berpotensi tsunami.

Daryono menyampaikan, hari Rabu 18 Januari 2023 pukul 07.34.46 WIB, Teluk Tomini, Bone Bolango, Gorontalo diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1.

Baca Juga: TNI AL Kirim Peneliti ke Pulau Baru yang Muncul Usai Gempa Maluku

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,01° LU ; 123,27° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 Km arah Selatan Bulawa, Bone Bolango, Gorontalo pada kedalaman 148 km," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Rabu (18/1/2023).

Dia melanjutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi intraslab dengan kedalaman menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Sangihe di bawah Teluk Tomini.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Baca Juga: Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku

Dijelaskan dia, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Luwuk dan Ampana dengan skala intensitas III-IV MMI, yang mana pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Efeknya juga dirasakan di daerah Kotamobagu, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow, Kota Gorontalo, Taliabu, Minahasa Tenggara, Boalemo, Minahasa Selatan, Toli-Toli, Poso, dan Kab. Bone Bolango.

Skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu, terjadi di daerah Kabupaten Gorontalo Utara, Sanana, dan Palu dengan skala intensitas II-III MMI. BMKG mengartikan ini sebagai getaran yang dirasakan beberapa orang.

Baca Juga: BRIN: Riset Sesar Aktif Harus Ditingkatkan Guna Mitigasi Gempa

Kemudian daerah Ternate, Morowali, Manado, Halmahera Selatan dan Labuha berskala seperti benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," imbuh Daryono.

Hingga pukul 08.00 WIB, lanjut dia, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Baca Juga: Fakta Sains Sesar dan Hubungannya dengan Gempa

Lebih lanjut Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mereka juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," jelasnya.

Itulah penjelasan BMKG soal gempa Gorontalo M 6,3 yang tidak menyebabkan terjadi Tsunami belum lama ini. (Suara.com/ Dicky Prastya)

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB