Implan Chip pada Otak Besutan Elon Musk Dinilai Terlalu Dini, Baterai Lithium Berpotensi Bahaya

FDA juga khawatir tentang apakah Neuralink dapat dihapus tanpa menyebabkan kerusakan dan apakah baterai lithium Neuralink yang dapat terbakar menjadi masalah bagi keamanan pengguna.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Sabtu, 04 Maret 2023 | 13:52 WIB
Percobaan Neuralink pada monyet. (Neuralink)

Percobaan Neuralink pada monyet. (Neuralink)

Hitekno.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menolak uji klinis implan otak Neuralink milik miliarder Elon Musk karena mengutip beberapa masalah keselamatan yang harus ditangani perusahaan sebelum pengujian manusia dapat dimulai.

Regulator mengutip lusinan "kekurangan" yang menghalangi jalan menuju uji coba pada manusia ketika menolak Neuralink tahun lalu.

Lusinan babi telah digunakan dalam layanan eksperimental untuk mengatasi kekhawatiran agensi bahwa benang kecil yang berinteraksi dengan otak pemakainya dapat bermigrasi, mengubah fungsi otak dan implan, menyebabkan peradangan, pecah pembuluh darah dan merusak jaringan yang rapuh.

Baca Juga: Pengguna Apple di Rusia Gigit Jari, Garansi Mac dan iPad Mendadak Hangus Berjamaah

FDA juga khawatir tentang apakah Neuralink dapat dihapus tanpa menyebabkan kerusakan dan apakah baterai lithium Neuralink yang dapat terbakar menjadi masalah bagi keamanan pengguna.

Tidak senang dengan lampu merah peraturan, Musk dilaporkan telah mempercepat percobaan hewan dalam upaya untuk mengatasi masalah keamanan FDA. Akibatnya, Departemen Pertanian sedang menyelidiki potensi pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan setelah alarm dinaikkan tentang perlakuan terhadap hewan.

Elon Musk dengan anak keenamnya. (Twitter/ elonmusk)
Elon Musk dengan anak keenamnya. (Twitter/ elonmusk)

Taipan Tesla sebelumnya telah membual bahwa Neuralink sangat aman sehingga dia menanamkannya pada anak-anaknya sendiri. Namun, wakil presiden teknik Neuralink mengatakan kepada sebuah konferensi bulan lalu bahwa "tujuan jangka pendek utamanya" hanyalah untuk membantu pasien yang lumpuh menggunakan teks terkomputerisasi untuk berkomunikasi.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir

Hal lain, katanya, adalah "jangka panjang." Meskipun demikian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh Neuralink untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengguna sebelum mereka dapat memulai pengujian manusia.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB