Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia

Itulah penjelasan jawaban pertanyaan apakah gempa bisa diprediksi atau tidak.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 06 Maret 2023 | 13:15 WIB
Ilustrasi gempa. (Pixaba)

Ilustrasi gempa. (Pixaba)

Hitekno.com - Frank Hoogerbeets seorang ilmuwan yang memprediksi gempa Turki kini menyampaikan prediksi soal gempa bumi dengan 7 Magnitudo yang akan terjadi di Indonesia. Prediksi ilmuwan ini pun ramai jadi perbincangan publik.

Namun muncul juga pertanyaan apakah gempa bisa diprediksi seperti yang dilakukan Frank Hoogerbeets.

Dikutip dari Suara.com, laman worldatlas melaporkan jika kita mendengar seseorang yang mengatakan dapat memprediksi gempa bumi, kita harus skeptis. Meskipun gempa bumi memang sering terjadi, gempa bumi masih hampir tidak mungkin untuk diprediksi secara akurat.  

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir

United States Geological Survey (USGS) menyatakan bahwa prediksi gempa bumi yang sebenarnya harus mencakup tiga elemen. Ini harus mencakup tanggal dan waktu gempa akan terjadi, lokasi pasti gempa, serta seberapa besar itu akan terjadi. Semua elemen itu sulit untuk diprediksi secara akurat.

Sedangkan peneliti asal Belanda yang bekerja di Solar System Geometry Survey (SSGEOS), Frank Hogerbeets itu menyebut kemungkinan terjadi aktivitas seismik di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain Sulawesi, Halmahera, dan mungkin juga Laut Banda.

Alasan kenapa prediksi gempa bumi tidak dapat diandalkan

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Obat Baru, Bisa Atasi Penyakit Stephen Hawking

Situs worldatlas mengungkap planet kita terbentuk dari potongan-potongan besar batuan yang disebut lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini seperti potongan puzzle yang membentuk kerak bumi, dan lebarnya bisa beberapa ratus kilometer, lebarnya bisa hingga ribuan kilometer. 

Lempeng tektonik juga bisa setebal kurang dari 15 km, atau setebal lebih dari 160 km. Area di mana dua lempeng bertemu disebut garis patahan. 

Ketika gempa bumi terjadi, dua lempeng tektonik bertabrakan. Lempeng bumi selalu bergerak, meski hanya sedikit. Panas dari inti dalam Bumi mendorong lempeng untuk bergerak. Semua gerakan ini terkadang menyebabkan lempeng bergerak secara drastis, yang dapat mengakibatkan gempa bumi. 

Baca Juga: Mitos Raksasa Laut Dibongkar Ilmuwan, Ternyata Cuma Ikan Paus

Sebelum gempa bumi terjadi, terkadang ada sinyal bahwa hal itu akan terjadi.Terkadang retakan yang lebih kecil muncul di kerak bumi. Hal ini dapat menyebabkan banyak hal terjadi. Air tanah dapat naik melalui celah-celah baru, dan lebih banyak radon, gas radioaktif di tanah juga dapat dilepaskan ke sumber air lokal.

Bahkan mungkin ada perubahan dalam aktivitas elektromagnetik lingkungan. Terkadang burung dan hewan juga dapat menunjukkan perilaku aneh tepat sebelum gempa bumi melanda. 

Semua tanda-tanda ini terdengar seperti cara yang bagus untuk memprediksi bahwa gempa bumi akan segera terjadi. Masalahnya, para ilmuwan mengatakan bahwa beberapa gempa bumi terjadi tanpa tanda-tanda peringatan dini ini juga pernah terjadi. Karena itu tanda-tanda tersebut bukan indikasi yang dapat diandalkan untuk memprediksi gempa bumi. 

Baca Juga: Bukan Lagi Fiksi, Ilmuwan Racik Biokomputer Pakai Otak Manusia

Memprediksi secara rinci kapan, di mana dan dengan besarnya getaran akan terjadi, tidak mungkin dilakukan.  Robert Geller, seorang seismolog Amerika di University of Tokyo, Jepang, mengatakan "Semua orang tahu gempa bumi tidak dapat diprediksi secara andal dan akurat," katanya seperti dilansir dari bbvaopenmind.

Demikian itu jawaban atas pertanyaan apakah gempa bisa diprediksi.

Itulah laporan dan jawaban atas pertanyaan apaka gempa bisa diprediksi atau tidak seperti yang dilakukan ilmuwan Frank Hoogerbeets tersebut. (Suara.com/ Mutaya Saroh)

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB