Ilmuwan Ungkap Air di Bumi Lebih Tua dari Matahari, Kok Bisa?

Temuan baru menunjukkan senyawa itu sudah menjadi komponen nebula pra-matahari.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Jum'at, 10 Maret 2023 | 17:32 WIB
Ilustrasi air putih. (Unsplash/rawpixel)

Ilustrasi air putih. (Unsplash/rawpixel)

Hitekno.com - Air diperkirakan telah dibawa ke Bumi oleh komet yang bertabrakan dengan planet muda kita miliaran tahun yang lalu.

Namun, diyakini air tidak terbentuk bersamaan dengan anggota tata surya

Dilansir dari Sputnik News, untuk memahami asal usul air di Bumi, para peneliti mempelajari emisi dua jenis air, biasa dan berat.

Baca Juga: Link Nonton The Glory Season 2, Kelanjutan Perjuangan Balas Dendam Moon Dong Eun

Kedua jenis air ini berbeda pada tingkat atom, dengan rasio di antara mereka benar-benar unik. Dengan demikian, temuan itu memberi para ilmuwan tentang dari mana tepatnya air berasal.

Namun, apa yang telah terbukti mematahkan teori dari ilmuwan adalah periode waktu di mana komponen itu muncul.

Menggunakan Atacama Array Milimeter/Submillimeter Besar (ALMA), para peneliti menemukan hubungan antara air dan pembentukan sistem bintang dalam sistem muda 1.300 tahun cahaya dari Bumi.

Baca Juga: Patahkan Kutukan 4 Season, Geek Slate Bantai RRQ di Week 4 MPL Season 11

Ilustrasi air terjun. (Pixabay)
Ilustrasi air terjun. (Pixabay)

"V883 Orionis adalah mata rantai yang hilang dalam kasus ini," kata John J. Tobin, seorang astronom di National Radio Astronomy Observatory, AS dan penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Komposisi air dalam cakram sangat mirip dengan komet di Tata Surya kita sendiri. Ini adalah konfirmasi dari gagasan bahwa air dalam sistem planet terbentuk miliaran tahun yang lalu, sebelum Matahari, di ruang antarbintang, dan telah diwarisi oleh komet dan Bumi, relatif tidak berubah."

Para pejabat telah mengindikasikan bahwa air yang kita minum dan gunakan jauh lebih tua dari planet kita. "Kita sekarang dapat melacak asal-usul air di Tata Surya kita hingga sebelum pembentukan Matahari," kata Tobin.

Baca Juga: Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya

Pada saat yang sama, penelitian ini penuh dengan masalah mendeteksi dan merekam data.

"Sebagian besar air dalam cakram pembentuk planet dibekukan sebagai es, jadi biasanya tersembunyi dari pandangan kita," kata rekan penulis Margot Leemker, seorang mahasiswa PhD di Observatorium Leiden di Belanda.

Untungnya, V883 Orionis adalah sistem yang aneh. Ini luar biasa panas karena ledakan bintang yang telah mengubah es menjadi gas, dan ALMA mampu mempelajari komposisi gas, menemukan hubungan antara air kosmik dan terestrial.

Temuan ini membuat para ilmuwan berasumsi bahwa sumber semua air dalam sistem planet adalah awan dari mana bintangnya lahir.

"Kami menyimpulkan bahwa cakram secara langsung mewarisi air dari awan pembentuk bintang dan air ini menjadi dimasukkan ke dalam benda es besar, seperti komet, tanpa perubahan kimia yang substansial," tulis para peneliti dalam makalah mereka. Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Nature.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB