Proses Terjadinya Hujan Salju dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem

Dibalik keindahan salju, apa kamu tahu bagaimana proses terjadinya hujan salju? Kenapa bisa terjadi sampai terbentuk salju dan turun hujan?

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 15 Maret 2023 | 10:40 WIB
Ilustrasi Hujan Salju. (Pixabay)

Ilustrasi Hujan Salju. (Pixabay)

Hitekno.com - Pernahkah kamu melihat atau mengalami hujan salju yang indah di suatu daerah? Bagaimana proses terjadinya hujan salju dan kenapa tidak bisa di semua tempat? Kenapa sampai berpengaruh pada ekosistem?

Salju bisa dibilang salah satu zat alami yang paling terkenal di dunia. Kadang-kadang, itu berfungsi sebagai pertanda transformasi dengan menutupi segala sesuatu dalam lembaran putih murni, seolah-olah itu akan memberikan awal yang baru.

Dibalik keindahan salju, apa kamu tahu bagaimana proses terjadinya hujan salju? Kenapa bisa terjadi sampai terbentuk salju dan turun hujan?

Baca Juga: Ilmuwan Jepang Ingin Mengubah Salju Jadi Sumber Tenaga Listrik

Berikut penjelasan proses terjadinya hujan salju yang tim HiTekno.com rangkum untuk kamu.

Secara teknis, salju yang turun di pegunungan dan daerah dingin lainnya sebenarnya hanyalah air yang membeku. Itu terbentuk dari kristal kecil air beku dan terlihat seperti potongan kapas kecil.

Kepingan salju adalah kristal es, atau penggabungan kristal es, yang jatuh ke bumi dari atmosfer dengan berbagai bentuk, seperti segi enam, bintang, bunga, jarum, dan banyak lagi.

Baca Juga: Badai Salju Tewaskan Puluhkan Orang di AS, 380 Ribu Rumah Terdampak

Salju yang baru turun juga memantulkan kembali lebih dari 90% panas matahari ke luar angkasa. Karena pemanasan matahari, terjadi penguapan air terus menerus dari sungai, danau, kolam, dan lain-lain.

Ingat, bahwa uap air lebih ringan dari udara atmosfer. Karena bobotnya yang rendah, uap air naik lebih tinggi di atmosfer dan berubah menjadi awan.

Ilustrasi salju. (Pixabay)
Ilustrasi salju. (Pixabay)

Di sisi lain, kapasitas udara untuk menahan uap air berkurang seiring dengan penurunan suhu. Pada ketinggian tertentu, udara dipenuhi uap air.

Baca Juga: Ilmuwan untuk Pertama Kalinya Temukan Mikroplastik di Salju Antartika

Udara yang penuh dengan uap air dan uap air dikatakan berada dalam keadaan jenuh. Dalam keadaan ini, uap air mengembun pada partikel asap dan debu yang bercampur di udara.

Setelah pendinginan lebih lanjut, itu berubah menjadi partikel salju. Partikel-partikel ini bergabung satu sama lain untuk membentuk kristal salju.

Ketika udara tidak dapat menahan berat partikel-partikel ini, mereka jatuh ke Bumi sebagai butiran salju dan membentuk selimut salju di daerah-daerah dengan ketinggian yang cukup tinggi.

Baca Juga: Salju di Pegunungan Alpen Berubah Berubawah Warna Merah, Kenapa?

Salju Efek Danau

Meskipun hujan salju sering terjadi di daerah perbukitan, beberapa variasi geografis dapat menyebabkan pembentukan salju bahkan di daerah yang tidak berada di ketinggian.

Misalnya, daerah dingin yang dekat dengan danau besar dapat menyaksikan hujan salju, yang sering disebut salju efek danau (juga salju efek teluk).

Saat udara dingin dan kering mengalir melalui danau, ia mengumpulkan kelembaban dan juga memanaskan dari air yang relatif hangat. Udara panas ini naik, dan berangsur-angsur mendingin, dan kelembaban yang diambilnya dari danau mengembun menjadi awan.

Jika awan ini mengandung cukup uap air (atau masuk ke kondisi super jenuh) mereka akan menghasilkan salju saat bersentuhan dengan tanah. Salju efek danau dapat dilihat di dekat Great Salt Lake di Utah dalam kasus AS dan beberapa danau besar di Kanada dan Eropa.

Pengaruh Hujan Salju Terhadap Ekosistem

Hujan salju sangat penting bagi ekosistem kita. Saat mencair di musim panas, air mengalir ke sungai dan badan air lainnya. Air ini kemudian digunakan untuk irigasi dan konsumsi dasar. Salju juga merupakan penghantar panas yang buruk, karena udara yang terperangkap di dalamnya.

Jadi, ia bertindak seperti selimut hangat untuk Bumi. Hal ini memungkinkan tumbuhan dan hewan endemik daerah bersalju untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dingin.

Dormansi, dieback musiman, dan kelangsungan hidup benih hanyalah sebagian dari mekanisme adaptif tanaman, sedangkan hewan menggunakan teknik seperti hibernasi, isolasi, dan penyimpanan bahan baku selama cuaca hangat untuk beradaptasi dan berkembang di daerah bersalju.

Manusia yang tinggal di daerah rawan salju sering membuat rumah mereka dari salju, karena memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap cuaca dingin.

Itulah penjelasan bagaimana proses terjadinya hujan salju hingga pengaruhnya pada ekosistem.

Kontributor: Pasha Aiga Wilkins
Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB