Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan

Tak cuma berurusan di ranah industri hardware dan software, Microsoft mulai tertarik mengkomersilkan nuklir.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Jum'at, 12 Mei 2023 | 13:51 WIB
Logo Microsoft. (Microsoft)

Logo Microsoft. (Microsoft)

Hitekno.com - Microsoft, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, telah melakukan kolaborasi dengan Helion Energy, sebuah perusahaan yang fokus pada penelitian energi nuklir, untuk menciptakan sumber energi bersih baru.

Kolaborasi ini menambah daftar kemitraan Microsoft, termasuk dengan OpenAI, pengembang ChatGPT, dan teknologi kecerdasan buatan yang telah diintegrasikan ke dalam layanan seperti Bing.

Dilansir dari Gizmochina, kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan generator fusi nuklir komersial pertama di dunia pada tahun 2028, yang dapat mengubah cara kita memenuhi kebutuhan listrik.

Baca Juga: Harga Realme 11 Pro Plus Rp 4 Jutaan, Bawa RAM 12 GB dan Kamera 200 MP

Kedua perusahaan telah sepakat untuk bekerja sama dalam menghasilkan setidaknya 50 megawatt listrik menggunakan fusi nuklir. Jumlah ini lebih banyak dari produksi dua pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai di Amerika Serikat.

Dalam menghadapi pertumbuhan populasi yang semakin pesat dan meningkatnya kebutuhan energi, rencana ini menjadi kebutuhan yang mendesak bagi perusahaan.

Ilustrasi nuklir. (Pixabay)
Ilustrasi nuklir. (Pixabay)

Suksesnya Helion Energy tergantung pada kemajuan yang signifikan dalam waktu singkat. Sementara beberapa ahli berpendapat bahwa pembangkit listrik tenaga fusi pertama dapat dibangun dalam beberapa dekade ke depan, Helion harus bergerak lebih cepat untuk mencapai tujuan mereka.

Baca Juga: Cara Mengetahui Nama Kontak Kita di HP Orang Lain

Selain itu, teknologi yang mereka kembangkan juga harus terjangkau dibandingkan dengan sumber energi lainnya.

Helion Energy bertekad untuk berhasil dan siap menghadapi konsekuensi jika mereka gagal menciptakan sistem fusi nuklir tersebut.

Kesepakatan antara Microsoft dan Helion juga mencakup sanksi keuangan jika mereka tidak dapat membangun sistem fusi nuklir tersebut.

Baca Juga: Google Luncurkan Sistem AI Terbaru, PaLM 2, yang Siap Bersaing dengan GPT-4

CEO Helion, David Kirtley, menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk membangun dan menjual sistem tersebut ke Microsoft.

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. (Pixabay)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. (Pixabay)

Fusi nuklir adalah proses pembangkit energi yang kuat, di mana inti atom bergabung membentuk inti yang lebih berat, dan melepaskan sejumlah besar energi.

Reaksi ini, yang menggerakkan bintang seperti matahari kita, telah lama diincar sebagai sumber energi bersih dan hampir tanpa batas bagi manusia.

Namun, menciptakan kondisi yang diperlukan untuk fusi di Bumi telah terbukti menjadi tantangan besar di bidang ilmu pengetahuan dan teknik, dan pembangkit listrik tenaga fusi komersial tetap menjadi tujuan yang sulit dicapai meskipun sudah beberapa dekade dilakukan penelitian.

Kemitraan Microsoft dengan Helion Energy adalah taruhan berisiko pada fusi nuklir sebagai sumber energi baru yang bisa merevolusi dunia kita. Meskipun tantangan ini cukup berat, potensi hasilnya sangat besar.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB