3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?

Cesar Uji Tawakal

Posted: Kamis, 22 Juni 2023 | 10:19 WIB
Ilustrasi kambing. (Pixabay)

Ilustrasi kambing. (Pixabay)

Hitekno.com - Seiring dengan mendekatnya perayaan Idul Adha 2023, banyak mitos tentang dampak negatif dari konsumsi daging kambing telah tersebar luas di masyarakat. Namun, tidak semua mitos tersebut dapat dipastikan kebenarannya.

Dalam menyikapi situasi ini, penting untuk kita mengetahui apa saja mitos yang sering terkait dengan banyak makan daging kambing. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa informasi berikut ini perlu disaring dan tidak boleh dianggap mutlak kebenarannya.

Dilansir dari Suara.com, diketahui bahwa daging kambing merupakan sumber zat besi, vitamin B, kolin, dan selenium yang baik bagi tubuh. Setiap 100 gram daging kambing mengandung sekitar 154 kalori, 9,2 mg lemak, dan 3,6 mg lemak jenuh.

Baca Juga: Hero Tank Paling Jago Set Up, Andalan ONIC Kiboy yang Bikin ECHO Kewalahan

Vitamin B yang terdapat dalam daging kambing membantu proses pembakaran lemak dalam tubuh, sementara kolin dan selenium berperan dalam melawan risiko kanker.

Meski demikian, manfaat-manfaat tersebut terkadang terabaikan oleh adanya mitos yang berkembang di masyarakat terkait dengan konsumsi daging kambing. Apa saja mitos tersebut?

1. Penyebab Darah Tinggi

Baca Juga: Sinyal Albert Merapat ke ONIC Makin Kencang, Coach Yeb dan Kairi Bakal Balik Filipina?

Belum ada penelitian ilmiah yang menyatakan daging kambing menyebabkan tekanan darah tinggi. Ini merupakan mitos yang terlanjur beredar masyarakat.

Satu-satunya hal yang berkaitan dengan darah tinggi adalah mengkonsumsi daging kambing berlebihan bisa memicu darah tinggi karena kandungan proteinnya yang terlalu banyak.

Namun perlu diketahui, protein tinggi tak hanya ditemukan di daging kambing tapi juga di semua jenis daging, utamanya daging merah termasuk daging sapi.

Baca Juga: Hero Marksman Penggendong Handal di Mobile Legends, Mandiri dan Punya Damage Perih

Cara mengolah daging juga berpengaruh, misalnya menggunakan banyak minyak, menambahkan banyak garam dan memasukkan santan kental. Tentu hal ini akan berpengaruh pada kesehatan.

2. Tingkatkan Gairah Seksual

Daging dan beberapa bagian tubuh kambing seperti torpedo sudah lama dipercaya sebagai 'obat' meningkatkan gairah seksual pria. Apakah itu mitos atau benar?

Sesungguhnya, efek panas yang ditimbulkan setelah menyantap daging kambing ini bukan merupakan tanda naiknya gairahnya seksual, melainkan efek dari arginin.

Daging kambing mengandung arginin yang berfungsi meningkatkan aliran darah sehingga memberi efek panas. Argini bisa juga ditemui dalam daging ayam dan kacang-kacangan.

3. Ibu Hamil Tak Boleh Makan Daging Kambing

Sifat daging kambing yang memicu panas juga kerap dikaitkan dengan ibu hamil. Banyak yang percaya, ibu hamil tak boleh makan danging kambing karena risiko keguguran. Benarkah?

Hasil penelitian ilmiah menyebut daging kambing kaya nutrisi yang baik untuk ibu hamil, asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Ibu hamil juga disarankan mengkonsumsi daging yang matang sempurna, sehingga sebaiknya tidak makan sate kambing proses pemasakannya yang mungkin tidak matang sempurna.

Itulah deretan mitos banyak makan daging kambing yang terlanjur beredar di masyarakat. Setelah mengetahui fakta-faktanya, apakah kalian masih enggan menyantap daging kambing?

Suara.com/Rima Suliastini

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB