Hitekno.com - Snapchat telah berada di bawah radar Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) dan Biro Investigasi Federal (FBI) atas dugaan penjualan narkoba yang terjadi di dalam platform media sosial.
Dilansir Android Headlines, kedua agensi mengumumkan pada hari Rabu (25/1/2023) bahwa penyelidikan terhadap Snapchat sedang berlangsung.
Masalah yang muncul bukan hanya penggunaan platform online untuk transaksi narkoba, namun juga pengedar narkoba sering merasa aman untuk menjual narkoba mereka melalui platform sosial.
Baca Juga: Profil Catheez, Gamer Cantik yang Dibuat Nangis Ria Ricis
Dalam kasus Snapchat, beberapa anak dilaporkan meninggal karena overdosis. Pengacara sekarang berusaha mewawancarai orang tua dan memeriksa akun sosial anak-anak untuk menemukan pemasok.
Obat yang disengketakan adalah fentanil. Sesuai laporan outlet, anak-anak menghubungi pengedar narkoba di Snapchat untuk membeli pil resep. Sayangnya, pil yang dikirim dicampur dengan fentanil atau sebenarnya fentanil murni.
Salah satu korban adalah seorang anak berusia 14 tahun bernama Alexander, yang meninggal karena menggunakan pil yang dicampur dengan opioid sintetis yang sangat beracun.
Baca Juga: Persaingan Makin Ketat, Tesla Disinyalir Siapkan Mobil Listrik Murah
Ibunya, Amy Neville, melakukan perjalanan ke Washington, DC, pada hari Rabu (25/1/2023) untuk bertemu dengan pihak berwenang dan mencari keadilan bagi putranya.
Nyonya Neville mengingat pembicaraan terbarunya dengan putranya ketika Alexander berkata, "Saya ingin mencoba oxy," dan "Saya mendapat beberapa dari dealer di Snapchat. Itu menahan saya, dan saya tidak tahu mengapa."
Pada malam yang sama, Alexander meminum pil itu dan meninggal dunia.
Baca Juga: 25 HP Xiaomi Ini Bakal Dapat Update MIUI 14 Akhir Maret 2023
Menanggapi tuduhan, Snapchat mengatakan pihaknya berusaha untuk mendeteksi dan menghapus pengedar narkoba dari platformnya dan meningkatkan kesadaran tentang obat-obatan mematikan seperti fentanil dan pil palsu.